ISLAM
SEBAGAI PENUNTUN UNTUK MENUJU SEBUAH PERADABAN YANG SEBENARNYA
Yoga Pradito Wibiyantoro |
Sedangkan dalam bahasa Arab, beberapa istilah sering dipakai untuk menjelaskan konsep tamadun. Beberapa istilah seperti madaniah,
hadarah dan tamaddana. Perkataan peradaban lahir daripada
perkataan maddana yang mempunyai dua pengertian, yaitu merujuk kepada perbuatan membuka bandar atau kota,
serta perbuatan memperhalus budi pekerti. Daripada maddana muncul
perkataan maddani yang membawa pembangunan perbandaran serta kehalusan
budi pekerti yang terpuji.[2]
Hadarah pula dikaitkan dengan keadaan kehidupan yang berada pada
tahap maju. Lawannya ialah badawah yang berarti mundur. Daripada arti perkataan hadarah ini dapat difahamkan bahwa
apa yang kita namakan tamadun itu adalah berasal daripada bandar.[3]
Bandar merupakan tempat-tempat melahirkan sebuah kemajuan Ilmu-llmu pengetahuan,
perdagangan dan lain-lain dan menjadi kiblat kemajuan perkembangan dunia serta
didukung oleh manusia-manusia yang bermoral dan beradab. Bandar bisa disebut
juga kota-kota besar yang mengalami kemjauan IPTEK dan peningkatan tamaddun.
Hal itu terjadi karena adanya penemuan dari pemikir-pemikir Islam dalam
mengembangkan wacana-wacana keilmuannya. Kota-kota bisa menjadi besar tidak
bisa lepas dari manusia-manusia memiliki akhlaq yang mulia.
Peradaban
merupakan suatu yang perlu untuk dicapai karena hal itu penting. Karena zaman
bisa dikatakan mengalami peradaban apabila adanya sebuah kemajuan wacana-wacana
Ilmu pengetahuan dan orang-orangnya memiliki moralitas yang kuat sebagai
manusia yang beradab. Peradaban juga akan memberikan dampak pada manusia dari
zaman jahiliyah atau kegelapan untuk menuju zaman yang terang-benderang.
Peradaban Islam banyak menorehkan kemajuan perkembangan yang sangat luar biasa
baik wacana keilmuan maupun ilmu pengetahuan secara umum. Banyak orang-orang
Islam yang melahirkan tokoh-tokoh pemikir Islam yang membawa kemajuan
diberbagai aspek bidang kehidupan sehingga banyak negara-negara barat
mengapresiasi perkembangan peradaban Islam yang dimana kota-kota besar negara
Islam mengalami kemjuan yang sangat pesat.
Sebuah zaman
bisa mengalami peradaban apabila para manusia itu bisa sukses di dunia dan
akherat. Sukses di dunia bisa juga disebut sebagai sebuah kesuksesan peradaban.
Islam sebenarnya sudah ada sejak zaman kenabian Nabi Ibrahim AS walaupun dalam
zaman itu belum bisa disebut Islam tetapi sudah mengarahkan pada keyakinan
untuk bertauhid kepada Allah SWT. Semasa Nabi Ibrahim AS, Musa AS sampai Isa AS
untuk mendakwahkan ketauhidan kepada manusia-manusia banyak membutuhkan berapa
puluh tahun, ratusan tahun bahkan sampai ribuan tahun. Walaupun sudah
mendakwahkan sampai selama itu pada kenyataan pengikut para nabi tersebut hanya
sedikit yang mau bertauhid kepada Allah SWT. Kalau Nabi Muhammad SAW dalam
mendakwahkan Islam hanya membutuhkan waktu 23 tahun untuk mengislamkan orang-orang mekkah, madinah dan bahkan
diberbagai jazirah Arab.
Nabi Muhammad
SAW ternyata memiliki obsesi besar dalam mendakwahkan Islam agar Islam sebagai
peradaban dunia sebagaimana Islam merupakan rahmatan lilalamin bagi seluruh
alam semesta. Nabi Muhammad SAW dalam mendakwahkan ketauhidannya hanya sampai
berumur 63 tahun setelah itu baru meninggal sedangkan Nabi-nabi sebelumnya
memiliki umur yang lebih panjang dibanding Rasulluah membutuhkan ratusan tahun
untuk menyebarkan ketauhidannya kepada manusia. Rasulullah SAW baru menjadi
Rasul ketika umur 40 tahun dan hanya dalam 23 tahun Rasul sukses menyebarkan
Islam di jazirah arab dan menjadikan kota Madinah sebagai pusat peradaban Islam
di dunia.
Nabi Muhammad
SAW memulai hijrahnya dari kota Mekkah menuju ke kota Yatsrib yang dimana
kotanya sangat mengalami kemunduran dan kerusakan dan kota Madinah masih banyak
terjadi peperangan suku-suku di kota Arab. Rasullullah mampu menjadikan kota
Yatsrib dengan merubah namanya menjadi kota Madinah yang berarti kota besar
atau Munawwarah (yang Dicahayai). Akhirnya kota Madinah menjadi pusat kota
peradaban Islam dimana wacana-wacana keilmuan berkembang dan segala sistem
aspek bidang kehidupan menjadi semakin maju.
Ada tiga hal yang merupakan prestasi Nabi Muhammad
SAW dibandingkan Nabi-nabi sebelumnya dan perlu kita pelajari diantaranya : Yang
pertama, Rasullullah dalam menjalankan dakwah melakukan hijrah dari
kota Mekkah dimana di kota tersebut sudah tidak bisa menjadi kota aman bagi
Rasul ke kota Yatsrib dan Rasullullah SAW merubah namanya menjadi kota Madinah.
Yang
kedua, Rasullullah Mampu membangun sistem pemerintahan dan sistem
berbagai aspek bidang lain dengan baik sehingga mampu menjaga kerukunan dengan
orang nasrani, yahudi dan suku-suku yang sebelumnya sering melakukan perang dan
saat itu Rasulullah SAW menerapkan piagam Madinah (pasal 47/622 M) (Membangun Spiritual-based Civil Society). Yang ketiga, Rasullullah SAW
mampu membangun masyarakat jahiliyah menjadi masyarakat yang bermoral dimana
memulai dakwahnya dari keluarga, sahabat dan seluruh kota Mekkah bahkan sampai
kota Madinah dan pada saat zaman Rasul kota Madinah menjadi pusatnya beradaban
Islam (Membangun Moral-based Civil Society).
Ada beberapa hal
yang menjadi Indikator Keberhasilan sebuah peradaban. Yang pertama, adanya
penguasaan terhadap kemajuan wacana-wacana Keilmuan dalam berbagai aspek bidang
kehidupan. Yang kedua, Melakukan sistem pemerintahan yang baik sebagaimana
yang dilakukan Rasulullah SAW yang bijaksana sehingga mampu memberikan
kesejahteraan kepada masyarakatnya. Yang Ketiga, Menanamkan nilai-nilai
moral Islam atau kearifan Islam yang kuat karena peradaban tidak lepas dari
orang-orang yang memiki akhlaq mulia dan itu menjadi indikator penting dalam
sebuah peradaban yang sebenarnya. Karena
apabila masyarakat memiliki akhlaq buruk (Jahiliyah) maka hal itu terjadi tidak
akan mengalami sebuah peradaban yang besar. Sungguh begitu luar biasanya
perjuangan Rasulullah SAW dalam memperjuangkan Islam demi tegak agama Allah di
muka bumi. Maka sebagai umat Islam, kita harus bersyukur karena kita beragama
Islam dan jadikan Rasulullah SAW untuk bisa menjadi suri tauladan buat kita
semua sehingga mampu menjadi inspirasi kita dalam memperjuangkan Islam sebagaimana
sifat kebijaksanaan Rasulullah SAW dalam
memimpin umat Islamnya.
[1] Oxford Latin Dictionary. 1983. New York: Oxford
University Press,. Lihat juga Mahdi Shuid, 2000. “Terminologi Peradaban: Sukar
Didefinisikan Mudah Diperjelaskan” dalam Wacana Dialog Peradaban, Jilid
1. Puchong: MHF Publication, , hlm. 2.
[2] Chandra Muzaffar et.al, 2001. “Pengenalan Ilmu Ketamadunan” dalam Tamadun
Islam dan Tamadun Asia, Kuala Lumpur: Penerbit Universiti Malaya, hlm.3
[3] Marzuki Hj. Mahmood, “Konsep Tamadun Dari Pelbagai
Perspektif” dalam Abdul Rauh Yaacob, 1994. Lembaran Sejarah dan Tamadun
Islam, Kuala Lumpur: Dewan Bahasa dan Pustaka, hlm.47-49
Komentar
Posting Komentar