MAKALAH
PEMIKIRAN
STRATEGIS KOMUNIS VLADIMIR LENIN DAN MAO
ZEDONG DALAM PROSES MENGGERAKKAN MASYARAKAT
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Mengikuti
INTERMEDIATE TRAINING (LK II) TINGKAT NASIONAL
Disusun Oleh
:
YOGA PRADITO
W
HIMPUNAN
MAHASISWA ISLAM ( HMI )
CABANG
SUKOHARJO
SUKOHARJO
2013
KATA
PENGANTAR
Segala puji bagi Allah, Tuhan Yang Maha Esa yang
senantiasa memberikan Rahmat, Taufiq dan Hidayah-nya kepada kita sekalian
sehingga kita dapat menjalankan aktivitas sehari-hari. Shalawat serta salam
selalu terhatur kepada Nabi dan Rasul kita, Rasul yang menjadi panutan semua
ummat, yakni Nabi besar Muhammad SAW serta keluarga dan sahabat beliau yang
telah membawa kita dari jurang yang penuh kesesataan menuju sebuah kehidupan
yang penuh kebahagiaan dan kedamaian.
Suatu rahmat yang besar dari ALLAH SWT yang
selanjutnya penulis syukuri, karena dengan kehendaknya, Taufiq dan Rahmatnya
pulalah akhirnya penulis dapat menyelasaikan makalah ini guna persyaratan
untuk mengikuti Intermediate Training ( LK II) tingkat nasional yang
dilaksanakan oleh HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM (HMI) cabang Purwokerto pada tanggal
20 s/d 26 Oktober 2013 di Balai Benih Ikan tambak Sogra, Banyumas Jawa Tengah.
Adapun judul makalah ini adalah: PEMIKIRAN
STRATEGIS KOMUNIS VLADIMIR LENIN DAN MAO
ZEDONG DALAM PROSES MENGGERAKKAN MASYARAKAT. Selanjutnya penulis
mengucapkan terima kasih sebanyak-banyaknya kepada HMI Cabang Sukoharjo dan
juga rekan-rekan kader-kader HMI yang selalu berjuang, yang selalu memberikan
saran, koreksi dan Motivasi yang sangat membangun. Dan juga tidak lupa penulis
mengucapkan ribuan terima kasih kepada kanda-kanda pengurus HMI Cabang
Sukoharjo yang juga tidak luput memberi bantuan kepada penulis, dari segi moril
maupun materil serta ucapan terima kasih juga penulis sampaikan untuk semua
kader HMI Cabang Purwokerto yang telah berjuang untuk mengadakan latihan kader
(LK II) ini dengan harapan dan tujuan yang sangat mulia.
Sukoharjo, 13 Oktober 2013
Penulis
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI................................................................................................... 3
BAB I
PENDAHULUAN
- Latar Belakang...................................................................................... 4
- Rumusan Masalah................................................................................. 5
- Tujuan Penulisan................................................................................... 6
Bab II PEMBAHASAN
A. Biografi
Singkat Tentang Vladimir Lenin.................................................... 6
B. Pemahaman
Lenin Dalam Teori Komunisme............................................... 10
C. Komunisme
dalam Konsep Penerapan Di Uni Soviet.................................. 14
D. Biografi
Singkat tentang Mao Zedong/Tse Tung.......................................... 16
E. Pemahaman
Mao Zedong dalam Teori Komunisme..................................... 18
F. Pengaruh
komunis Mao Zedong dalam memimpin revolusi tahun 1949 dan berdirinya
pemerintahan Republik Rakyat China (RRC)......................................................................... 20
G. Kepemimpinan Pada Awal Mao Zedong Terbentuk Republik
Rakyat China
(RRC)................................................................................................................ 21
BAB
III PENUTUP
Kesimpulan........................................................................................................ 25
DAFTAR
PUSTAKA
BAB
I
PENDAHULUAN
- LATAR BELAKANG
Dewasa ini,
Permasalahan-permasalahan yang terjadi di masyarakat Indonesia ini adalah belum
tercapai pemerataan kesejahteraan
masyarakat. Terutama di bidang ekonomi yang sering terjadi ketidakadilan para
pekerja yang bekerja disektor industri dan pertanian. Banyak masyarakat indonesia yang yang bekerja
sebagai kelas buruh dan petani yang banyak mendapatkan upah yang kurang layak.
Bahkan ada sebagian masyarakat bekerja sebagai buruh dan petani yang tidak
dapat menghidupi kehidupannya hanya karena semakin mahalnya kebutuhan hidup.
Pekerjaan mereka lakukan juga hanya bisa mencukupi kebutuhan makan dan minum
belum yang lainnya. Kadang – kadang hasil pertanian masyarakat banyak mengalami
kegagalan panen karena diserang hama tanaman sehingga mempengaruhi pendapatan
masyarakat yang bekerja sebagai petani.
Negara Indonesia
juga merupakan negara agraris karena sebagian besar penduduk Indonesia bermata
pencarian sebagai petani. Akan tetapi, kenyataanya malah banyak masyarakat
petani Indonesia yang miskin. Semakin banyaknya bangunan di kawasan industri
juga menambah sempit lahan untuk pertanian. Hasil yang tidak menentu didapat
petani akhirnya pun banyak beralih menjadi pekerja buruh di industri.
Masyarakat yang Bekerja sebagai buruhpun belum bisa mensejahterakan kehidupannya karena gaji yang pas-pasan. Barang-barang kebutuhan sembako saja banyak
yang diimpor dari luar negeri hanya karena hasil pertanian di Indonesia belum
mencukupi kebutuhan hidup masyarakatnya.
Hal itu bisa
terjadi karena kurangnya perhatian pemerintah terhadap orang-orang ekonomi
lemah seperti petani dan buruh. Kebijakan pemerintah yang belum bisa memajukan
perekonomian bidang pertanian dan industri juga mempengaruhi kesejahteraan yang
ada di masyarakat. Kontrol pemerintah
yang belum maksimal dalam proses pemberian bantuhan pada petani baik dalam hal
kesejahteraan petani maupun bentuk lainnya.
Pemantauan dan pengawasan yang yang belum maksimal dalam proses penelitian
perkembangan hasil pertanian di suatu wilayah.
Oleh karena itu
perlunya kebijakan pemerintah untuk bisa melakukan pemerataan kesejahteraan
masyarakat. Agar semua hal tersebut bisa terlaksana perlu ada dukungan
masyarakat, mahasiswa, pemerintah dalam mengatasi permasalahan terutama di
sektor pertanian. Pemerintah dalam hal mengambil
kebijakan publik disektor pertanian dan industri harus memiliki program-program
yang jelas dan program itu bisa tepat sasaran. Pemerintah juga harus melakukan
kontrol atau pengawasan agar program apa yang dijalan bisa sampai sasaran
terutama program untuk para petani dan buruh.
- RUMUSAN MASALAH
Permasalahan
ekonomi disektor pertanian merupakan hal sangat penting mempengaruhi
pertumbuhan perekonomian di Indonesia. Karena sebagian besar masyarakat
indonesia merupakan masyarakat petani. Mayoritas
masyarakat petani hidupnya di pedesaan sehingga sangat tergantung adanya lahan
pertanian didaerah tersebut. Untuk itu perlu mempelajari sejarah bagaimana
strategi Vladimir Lenin dan Mao Zedong yang mampu memobilisasi dan menggerakkan
masyarakat petani yang ada di Uni Soviet dan China.
Bagaimana peranan Vladimir Lenin
dan Mao Zedong dalam memobilisasi masyarakatnya?
Strategi apa saja yang yang
dilakukan Vladimir Lenin dan Mao Zedong dalam menggerakkan masyarakatnya?
Apa yang bisa diambil dari cara
strategi Vladimir Lenin dan Mao Zedong dari sisi pemahamannya dan mobilisasi
masyarakatnya.
Gagasan-gagasan
Lenin dan Mao merupakan suatu bentuk pemahaman komunis dua tokoh revolusioner
dalam menggerakkan masyarakatnya. Pemahaman mereka itulah membawa suatu bentuk
perubahan revolusi masyarakat di Uni Soviet dan China.
- TUJUAN PENULISAN
Makalah ini
bertujuan untuk menganalisa strategi Lenin dan Mao bagaimana gagasan-gagasan 2
orang tersebut sebagai tokoh revolusioner yang mampu memobilisasi dan
menggerakkan masyarakatnya ke dalam pemahaman komunisnya. Mengetahui
program-program yang telah dilakukan 2 tokoh revolusioner tersebut dalam
membangun masyarakat kelas bawah seperti petani dan buruh.
BAB
II
PEMBAHASAN
A. BIOGRAFI
SINGKAT TENTANG LENIN
Vladimir Ilyich
Ulyanov Lenin (1870-1924) seorang pemimpin politik yang paling bertanggung
jawab terhadap berdirinya Komunisme di Rusia. Sebagai penganut Karl Marx yang
gigih dan setia, Lenin meletakkan dasar politik yang hanya bisa dibayangkan
oleh Karl Marx seorang. Begitu cepatnya Lenin menyebar Komunisme ke seluruh
penjuru dunia, dia mesti diakui sebagai salah seorang yang paling berpengaruh
dalam sejarah manusia. Lahir di Simbirsk (kini ganti jadi Ulyanovsk untuk
menghormatinya) pada tahun 1870.
Ayahnya seorang
pegawai negeri yang patuh tetapi kakaknya Alexander adalah seorang radikal yang
dijatuhi hukuman mati karena ambil bagian dalam komplotan mau bunuh Tsar. Pada
umur dua puluh tiga Lenin sudah menjadi seorang Marxis yang berkobar-kobar.
Bulan Desember 1895 dia ditahan oleh pemerintah Tsar karena kegiatan
revolusionernya dan dijebloskan ke dalam penjara selama empat belas bulan. Sesudah
itu dia dibuang ke Siberia.
Selama tiga
tahun di Siberia (yang tampaknya tidak digubrisnya sebagai siksaan) dia kawin
dengan wanita yang juga berfaham revolusioner dan menulis buku Pertumbuhan
Kapitalisme di Rusia. Masa pembuangannya di Siberia berakhir bulan Februari
1900 dan beberapa bulan kemudian Lenin melakukan perjalanan ke Eropa Barat. Tak
kurang dari tujuh belas tahun lamanya dia berkelana, menjadi seorang mahaguru
revolusioner. Tatkala Partai Buruh Sosial-Demokrat Rusia dimana Lenin jadi
anggota pecah jadi dua bagian, Lenin jadi pimpinan pecahan yang lebih besar,
Bolsheviks.
Perang Dunia I
membuka peluang besar buat Lenin. Perang ini membawa malapetaka baik militer
maupun ekonomi bagi Rusia dan akibatnya menambah ketidakpuasan rakyat kepada
sistem pemerintahan Tsar. Akhirnya pemerintah Tsar ini digulingkan di bulan
Maret tahun 1917 dan untuk sementara waktu tampaknya Rusia dipimpin oleh sebuah
pemerintah demokratis. Begitu mendengar kejatuhan Tsar, Lenin buru-buru pulang
ke .Rusia dan sesampainya di negeri asalnya ia dengan cepat dapat melihat dan
mengambil kesimpulan bahwa partai-partai demokratis --walau sudah mendirikan
pemerintahan sementara-- tak punya daya kekuatan cukup dan kondisi ini sangat
baik buat partai Komunis yang punya pegangan disiplin kuat untuk menguasai
keadaan biarpun anggotanya sedikit. Karena itu Lenin mendorong kaum Bolshevik
melompat kedepan menggulingkan pemerintahan sementara dan menggantinya dengan
pemerintahan Komunis. Percobaan pemberontakan di bulan Juli tidak berhasil dan
memaksa Lenin menyembunyikan diri. Percobaan kedua di bulan Nopember 1917
berhasil dan Lenin menjadi kepala negara baru.
Selaku kepala
pemerintahan, Lenin keras tetapi di lain pihak dia amat pragmatis. Mula-mula
dia ajukan tekanan yang tak kenal kompromi adanya masa transisi singkat menuju
masyarakat yang ekonominya sepenuhnya berdasar sosialisme. Ketika ini tidak
jalan, dengan luwes Lenin mundur dan mengambil jalan sistem ekonomi campuran
kapitalis-sosialistis. Ini berjalan di Uni Soviet selama beberapa tahun.
Di bulan Mei
1922 Lenin sakit keras sehingga antara serangan sakit itu hingga wafatnya tahun
1924 praktis Lenin tidak bisa berbuat apa-apa. Begitu wafat, jasadnya dengan
cermat dibalsem dan dipelihara, dibaringkan di musoleum di Lapangan Merah hingga
saat ini.
Ciri penting
dari Lenin adalah dia seorang yang cepat bertindak sehingga dialah orang yang
mendirikan pemerintahan Komunis di Rusia. Dia menganut ajaran Karl Marx dan
menterjemahkannya dalam bentuk tindakan politik praktis yang nyata. Sejak bulan
Nopember 1917 telah terjadi ekspansi kekuatan Komunis ke seluruh dunia. Kini,
sekitar sepertiga penduduk dunia menganut faham Komunis. Biarpun arti penting
Lenin terletak pada seorang pemimpin politik praktis, Lenin juga menunjang
pengaruhnya lewat tulisan-tulisan. Pikiran-pikiran Lenin tidaklah bertentangan
dengan Marx tetapi ada perubahan tekanan. Lenin kelewat terpukau oleh
taktik-taktik revolusi dan dia merasa punya kelebihan khusus dalam urusan ini.
Dia tak henti-hentinya menekankan perlunya penggunaan kekerasan: "Tak ada
masalah apa pun dalam hubungan perjuangan kelas dapat diselesaikan tanpa
kekerasan," adalah ungkapan khasnya. Marx hanya mengaitkan perlunya
kediktatoran proletariat sekali-sekali saja, tetapi Lenin sudah terlalu tergoda
dengan itu. Misalnya ucapannya: "Diktator proletariat tak lain dan tak
bukan daripada kekuasaan berdasarkan kekerasan yang tak ada batasnya, baik
batas hukum maupun batas aturan absolut.
Ide Lenin
tentang kediktatoran sesungguhnya lebih penting ketimbang politik ekonominya.
Ciri terpokok pemerintahan Soviet bukanlah di bidang politik ekonominya (banyak
pemerintahan sosialis di banyak negeri) tetapi ciri pokoknya lebih terletak
pada teknik mempertahankan kekuasaan politik untuk jangka waktu tak terbatas.
Terhitung sejak saat Lenin hidup, tak ada satu pun pemerintah Komunis di mana
pun juga di dunia ini --sekali berdiri dengan kokohnya-- dapat tergulingkan.
Dengan pengawasan yang seksama terhadap semua lembaga kekuasaan dalam negeri
--mass media, bank, gereja, serikat buruh dan lain-lain-- pemerintahan Komunis
tampaknya sudah mengikis adanya kemungkinan-kemungkinan penggulingan
pemerintahan. Bisa saja ada titik-titik lemah pada kekuatannya, tetapi tak
seorang pun mampu menemukannya.
Komunisme adalah
gerakan besar yang punya arti penting sejarah. Tidaklah jelas benar siapakah
yang bisa dianggap paling berpengaruh dalam gerakan ini, Marx atau Lenin. Saya
beranggapan Marx punya arti lebih pentirig karena dia mendahului dan
mempengaruhi Lenin. Tetapi masih bisa dibantah anggapan ini karena kemampuan
politik praktis Lenin merupakan faktor yang amat ruwet dalam hal mendirikan
Komunisme di Rusia. Tanpa peranan Lenin, Komunis rasanya mesti menunggu
bertahun-tahun untuk punya kesempatan memegang kekuasaan dan akan menghadapi perlawanan
yang lebih terorganisir. Karena itu, bukan mustahil tidak bisa berhasil. Dalam
hal memantapkan arti penting Lenin, orang jangan lupa betapa singkatnya masa
kekuasaan dipegangnya. Juga, berdirinya diktatur proletariat di Uni Soviet
lebih besar berkat Lenin ketimbang penggantinya, Stalin yang lebih keras.
Sepanjang
hidupnya Lenin seorang pekerja keras dan tekun. Dia seorang yang kenamaan dan
jumlah buku yang ditulisnya tak kurang dari 55 jilid. Dia mengabdikan seluruh
hidupnya untuk tujuan-tujuan revolusi, dan meskipun dia mencintai keluarganya,
dia tak mau pekerjaannya terganggu. Ironisnya, biar dia menghabiskan sepenuh
umurnya dalam percobaan melenyapkan penindasan, hasil yang dicapainya dari
perjuangan adalah penghancuran semua segi kebebasan pribadi.( Michael H. Hart, 1982)
Lenin
merupakan salah satu tokoh yang pengaruh dalam menerapkan paham komunisme di
negara Rusia yang mampu menjadikan Rusia menjadi negara komunis. Lenin dengan
kecerdasannya dan kecerdikan dalam berpolitik dalam mengambil kesempatan dengan
masuk pada Pada partai buruh sosialis-demokrat yang mengalami perpecahan
menjadi 2 bagian. Kemudian, mendoktrinasi paham komunis dengan teori
marxisme-leninisme pada salah satu partai yang terpecah terutama pada kaum
Bolsheviks. Strategi yang dilakukan Lenin dengan memberikan kekuatan perlawanan
yang relatif kecil, berdisiplin tinggi, terorganisasi secara baik dengan
melihat kelemahan sistem aparat yang sudah ada dan tidak terorganisasi. Lenin
begitu besar keinginannya untuk menghancurkan sistem yang sudah ada yaitu
nasionalis-imperialis dengan mengubah tradisi tersebut menjadi prinsip-prinsip
komunis. Dalam proses revolusinya yang terjadi tahun 1917 merupakan salah satu
peran Lenin bagaimana mampu menggerakkan kaum Bolsheviks (Partai Buruh Sosialis-Demokrat)
untuk menghancurkan pemerintahan Tsar yang akhir Lenin Mampu menjadi Pemimpin
Kepala Negara yang Baru walaupun penerapannya dengan kekerasan agar dapat
merubah tranfomasi perubahan sosial dan politik.
B. PEMAHAMAN
LENIN DALAM TEORI KOMUNISME
Lenin merupakan merupakan salah satu pengikut paham Marx di
Rusia. Dia adalah teorisi yang terkemuka dan sekaligus politikus yang paling
cerdas dan berhasil. Sumbangan Lenin yang paling penting untuk teori komunisme
dapat ditemukan dalam bukunya yang berjudul What Is to be Done (1902), yang
merupakan konsep tentang kaum revolusioner yang profesional. Marx yang
mencerminkan penghargaan orang dalam abad 19 terhadap kemampuan mereka yang
berpikir untuk dirinya sendiri,beranggapan bahwa kelas buruh secara spontan
akan mengembangkan kesadaran kelasnya dalam perjuangan yang rutin demi
keberadaan ekonomi dan sebagian besar dari pemimpin yang muncul dari kelas
buruh sendiri. Lenin kurang memiliki kepercayaan terhadap masyarakat, bahkan
yang termasuk dalam kelompok proletariat sekalipun.
Kegiatan
komunis, demikian Lenin, harus dilakukan
melalur dua jalur. Pertama para buruh harus membentuk organisasi buruh, dan
kalau bisa, partai komunis yang beroperasi secara terbuka, sesuai hukum dan
melibatkan publik sejauh kondisi yang mengizinkannya. Untuk mendampingi
organisasi seperti itu perlu diciptakan berbagai kelompok kecil yang merupakan
tenaga revolusioner profesional yang dibentuk menurut pola tentara dan polisi
yang bersifat sangat selektif dan rahasia. Lenin tidak mempersoalkan apakah
tenaga-tenaga revolusioner yang profesional itu berasal dari kelompok
protelariat atau tidak. Yang Penting, mereka dapat melaksanakan tugas dengan
baik. Organisasi-organisasi-organisasi
para tenaga revolusioner itu harus berdisiplin tinggi dan dikendalikan dari
pusat. Mereka secara tetap membina dan mengawasi semua asosiasi politik dan
ekonomi yang dipimpin oleh kaum komunis seperti serikat seperti buruh, partai,
dan lain-lainnya.
Lenin juga menyerukan kepada kaum
revolusioner profesional untuk mengadakan penyusupan atau infiltrasi dan
membentuk sel-sel dalam lembaga-lembaga sosial, politik, pendidikan, dan
ekonomi ditengah masyarakat seperti sekolah, gereja, serikat buruh, dan partai
politik. Dia atas semua itu menyerukan untuk mengadakan infiltrasi ke dalam
tubuh angkatan bersenjata, kepolisian dan pemerintah. Lenin mengungkapkan suatu
kejelasan bahwa kelompok komunis harus bergabung atau melibatkan diri dalam
kegiatan-kegiatan yang ilegal, bahkan di negara-negara yang mengizinkan adanya
partai komunis secara resmi. Ia berpendapatan bahwa kesempatan yang legal
digunakan semaksimal mungkin. Tetapi secara khusus menyerukan kepada
aktivitis-aktivitis mahasiswa untuk beroperasi melalui organisasi terdepan,
sambil terus mengganti nama dan jabatan dan selalu ingat akan tujuan akhir
yaitu perebutan kekuasaan melalui revolusi. Intinya rahasia dari tenaga
revolusioner yang profesional bertanggung jawab atas perekrutan para tenaga
mata-mata, pelaku sabotase dan agen untuk semua kegiatan lain yang berkaitan
dengan urusan intelejen di dalam maupun luar negeri. (Wiliam E & Edwin F,
1985)
Melihat cara
Lenin yang mampu menjadi orang yang berpengaruh di Rusia dengan pemahaman
komunismenya. Karena kecerdasan sebagai politikus handal dan bukunya yang tentang
membuat konsep kaum revolusioner yang profesional. Lenin juga mampu menjadi
anggota partai buruh sosial-demokrat di Rusia, partai tersebut pecah menjadi 2
bagian. Kemudian Lenin menjadi pimpinan pecahan yang lebih yang terdiri kaum Bolsheviks. Ia juga penganut
Marx dalam pandangan komunisme tetapi mereka memiliki pandangan yang berbeda
tentang revolusi. Dalam pandangan Marx , revolusi itu dapat terjadi apabila
lakukan dengan kekerasan yang merupakan jalan keluar dalam perubahan
transformasi sosial yang mendasar sedangkan pandangan Lenin, perjuangan
revolusi lebih baik ditekankan dilakukan dengan kekerasan tak terbatas dan tak
henti-hentinya. Lenin juga mengungkapkan bagaimana menjadi seorang tenaga
revolusioner yang profesional yang mampu mejadi penyusup pada lembaga sosial
dan pemerintahan, melibatkan kegiatan ilegal, perekrut tenga mata-mata, pelaku
sabotase agen berurusan dengan intelijen dalam negeri maupun luar negeri.
Sehingga bisa membagi kelompok inti yang legal dan kelompok agen mata-mata kaum
revolusioner yang intinya satu kelompok tapi bergerak dalam jalur yang berbeda atau
terpisah demi merebut sebuah kekuasaan.
Lenin
selalu menganggap dirinya sebagai penganut Marx yang setia. Dia seorang
praktisi yang lebih banyak beroperasi di Rusia daripada di Eropa barat. Ia juga
memodifikasi Marxisme dalam penerapan praktisnya yang revolusioner. Dalam mengenai Konsepnya mengenai kau revolusioner
yang profesional, Lenin secara sadar memperkenalkan suatu pendekatan baru
terhadap perjuangan kelas dan strategi organisasi komunis yang secara permanen
merubah hakekat marxisme seperti yang di pahami komunis. Modifikasi lain yang
diajukan oleh Lenin telah menciptakan seperangkat pemikiran dan sikap yaitu
Marxisme-Leninisme yang kombinasikan beberapa pemikiran Marx yang orisinil
dengan berbagai reformulasinya yang disusun oleh Lenin. Jika dibuat
Perbandingan antara Lenin dan Marx dalam perbedaan hal temperamen, latar
belakang, dan wawasan. Marx sesungguhnya adalah saorang sarjana dan ahli
polemik sedangkan Lenin pertama-tama adalah ahli organisasi, praktisi politik,
dan pemimpin. Marx berusaha merubah dunia secara keseluruhan dengan
pemikiran-pemikirannya. Sementara Lenin mempunyai satu tujuan yang pasti dan
lebih terbatas yaitu merebut kekuasaan di negaranya sendiri, Rusia. Dengan
membentuk kekuasaan yang baru sesuai dengan prinsip-prinsip komunis. (Wiliam E
& Edwin F, 1985)
Lenin
pernah berkata: “ penyelidikan terhadap hubungan produksi di dalam suatu
masyarakat tertentu menurut sejarah, dalam kelahirannya, perkembangannya dan
keruntuhannya demikian isi dari ajaran ekonomi Marx. Jadi ajaran ekonimi Marxis
yang mempelajari hukum-hukum ekonomi yang berlaku didalam msyarakat yang
menyelidikinya. Diatas diterangkan bahwa hukum-hukum ekonomi merupakan hukum
obyektif dan hal ini sepenuhnya sama dengan hukum-hukum obyektif yang berlaku
dalam alam. Tetapi, berbeda dengan hukum–hukum alam, hukum-hukum ekonomi yang
berlaku dimasyarakat dan mengenai kepentingan-kepentingan manusia,
golongan-golongan manusia atau klas. Ada klas-klas yang diuntungkan yang
berlaku suatu hukum ekonomi tertentu , ada yang dirugikan oleh hukum itu.
Mereka yang diuntungkan berkepentingan akan segera terlaksananya hukum itu,
berusaha dan mengenalkannya dan menggunakannya, sedangkan klas yang dirugikan dirugikan
berusaha sekuatnya melawan hukum itu, berusaha menutupinya atau
memutarbalikkannya. (D.N. Aidit, 1964)
Lenin dalam gaya
yang khas pada abad 20, percaya pada “keunggulan politik dan ekonomi”, walaupun
dalam kaitannya dengan doktrin yang eksplisit ia selau menganggap dirinya
penganut yang setia terhadap penafsiran Marx
tentang sejarah dari segi ekonomi. Kemampuannya untuk menjalin hubungan
dengan kaum Bolshevik, mempertahankan kepemimpinannya dan disiplin dalam
melakukan gerakan revolusionernya dari jarak jauh selama bertahun-tahun membuktikan kecerdasannya dalam bidang politik
dan kepribadiannya yang dinamis sebagai seorang pemimpin dan organisator. Lenin
melihat permasalahannya dari sudut pandangan politik. Lenin berpikir bahwa
tugas kepemimpinan komunis dan kaum revolusioner profesional adalah menyerang
dan menghancurkan sistem sosial dan politik yang ada dalam kondisinya yang
paling lemah di negara-negara yang perekonomiannya belum maju seperti Eropa,
Asia, Afrika dan Amerika latin. Lenin setuju dengan Marx bahwa revolusi komunis
itu merupakan suatu keniscayaan. Sebagai orang Rusia, Lenin sangat tahu akan
lemahnya ikatan sosial dan kecilnya kekuatan keorganisasian yang mencirikan
masyarakat yang secara ekonomi masih terbelakang.
Di negaranya sendiri Lenin
menyaksikan bahwa kekuatan kecil saja dari tentara dan polisi dapat mengontrol
massa rakyat yang begitu besar dan tidak terorganisasi. Karena itu Lenin yakin
bahwa kekuatan perlawanan yang relatif kecil tapi berdisiplin tinggi dan
terorganisasi secara baik, kekuasaan dapat direbut dengan aparat sistem yang
ada. Dalam tulisannya, What Is To Be Done?, Lenin mengatakan,”Berikan kepada
kami sekelompok revolusionis, dan kami akan mengusai seluruh Rusia.” Lenin juga
punya pemahaman yang mendalam tentang pentingnya wilayah-wilayah terbelakang
dalam perimbangan kekuatan dunia. Lenin
dan Marx sama-sama yakin akan keniscayaan kemengan komunisme di seluruh
dunia. Marx mengharapkan bahwa revolusi komunis akan mengarah kepada diktator
proletariat, suatu masyarakat yang pada intinya terikat secara ekonomi,
menguasai kaum borjuis dan pada dasarnya juga merupakan kategori ekonomi.
Sebaliknya, konsep Lenin tentang diktator mengandung arti yang lebih bersifat
politik yaitu diktator partai komunis atas kaum proletar, karena ia kurang
yakin bahwa kelas buruh memiliki pemahaman untuk menjamin eksistensi dan
perluasan suatu negara komunis. (Wiliam E & Edwin F, 1985)
C. KOMUNISME
DALAM KONSEP PENERAPAN DI UNI SOVIET.
Dalam abad ini
serangan pertama yang penting terhadap tata sosial yang sudah mapan terjadi di
Rusia menjelang akhir Perang Dunia I. Rezim Tsar disingkirkan melalui revolusi
tak berdarah dalam bulan Maret 1917, dan kelihatannya Rusia memperoleh
kesempatan dan membentuk lembaga-lembaga demokrasi untuk pertama kalinya dalam
sejarahnya. Mayoritas rakyat Rusia menginginkan kebebasan politik dan perubahan
sosial yang mendasar. Maka, pemerintahan demokratis yang baru dari Alexander
Kerensky membuka jalan bagi kaum Bolsheviks, Pimpinan Lenin dan Trotsky, untuk
melakukan subversi dan dengan cepat menghancurkan rezim yang baru itu. Antara
bulan Maret sampar November 1917, Kaum Bosheviksmenggunakan tiga cara klasik
untuk mndapatkan kekuasaan. Tiga cara ini kemudian digunakannya jugadengan gaya
hampir sama di negara-negara lain.
Pertama, mereka
menyatakan dirinya dalam propaganda sebagai partai milik rakyat yang
mengabdipada kebebasan demokrasi, keadilan sosial dan menentang semua bentuk
reaksi serta ketidakadilan sosial. Teknik kedua yang digunakan oleh kaum
Bolsheviks adalah mengadakan infiltrsi atau penyusupan ke dalam partai politik,
serikatt buruh, dewan tentara dan pemerintah daerah. Cara ketiga yang digunakan
kaum Bolsheviks dalam revolusinya ialah cara kekerasan. Dalam pemilihan yang
bebas, kaum Bolsheviks meraih seperemapat dari jumlah suara. Tetapi, mereka
menerima kenyataan bahwa dalam pemilihan yang bebas mereka tak dapat meraih
kemenangan. Karena itu dalam bulan November 1917 mereka merebut posisi
kekuasaan kunci di Petrograd dan Moskwa dan dari sana revolusi dengan cepat
menyebar ke seluruh Rusia. Perlawanan terhadap revolusi komunis terpecah ke
dalam beberapa kelompok dan timbul perang saudara yang berlangsung hingga tahun
1921.
Lenin cukup
realistis untuk mempertimbangkan bahwa rakyat Rakyat Rusia akan mati kelaparan
kalau prinsip-prinsip komunis dipraktek pada saat itu juga. Karena ia
meresmikan kebijaksaan perekomian baru (New Economi Policy) yang memperkenalkan
pemilikan perseorang secara terbatas. Tujuan utama kebijaksanaan ini ialah
mempertahankan dan meningkatkan produksi pertanian, bengkel, pabrik, dengah
tetap menerapkan insentif dan laba dari sistem kapitalis. Pelaksanaan
kebijaksaan ekonomi yang baru ini selama tujuh tahun memberi kesempatan kepada
Rusia untuk menarik nafas, membiarkan para penguasa baru mengkonsolidasikan kekuasaannya secara efektif
dan memberikan kepada rakyat Rusia semacam lusi sementara bahwa gongongan
komunisme lebih buruk daripada gigitannya.(Wiliam E & Edwin F, 1985)
Kaum proletar
Rusia perlu diberikan penghargaan secara obyektif karena mampu memprakarsai
serangkain revolusi yang dipicu oleh perang imperialis. Situasi historis khusus
yang menjadikan proletar Rusia dalam periode tertentu, yang mungkin sangat singkat sebagai garda
depan proletar revolusioner dunia. Rusia adalah negara petani, salah satu
negara Eropa paling yang tertinggal. Sosialisme tidak bisa langsung berjaya
disana. Namun karakter petani negara itu dan kepemilikan tanah yang luas oleh
para tuan tanah, boleh jadi, jadi dilihat pengalaman tahun 1905, memberi
lingkup yang luar biasa luas bagi revolusi demokratik-borjuis di Rusia,
menjadikan revolusi itu sebagai pengantar dan langkah awal menuju revolusi
sosialis dunia. Massa petani yang mampu mengantarkan revolusi agraria yang
matang ke titik di mana mereka bisa mengambil alih semua lahan yang dimiliki
para tuan tanah. Dengan didukung oleh Komite Sentral Partai yang mengajukan RUU
agraria revolusioner yang menuntut nasionalisasi semua lahan berikut
pembagiannya melalui Komite lokal yang dipilih secara demokratis.
Revolusi semacam
itu tidak dengan sendirinya menjadi revolusi sosialis. Namun ini akan memberi
dorongan besar bagi pergerakan buruh dunia. Ini akan sangat memperkuat posisi
proletar sosialis di Rusia dan pengaruh terhadap buruh tani dan petani miskin.
Berkat pengaruhnya terhadap revolusi itu memungkinkan proletar perkotaan untuk
membentuk organisasi revolusioner semacam Deputi Pekerja Soviet untuk
menggantikan instrumen penindas, tentara, polisi, birokrasi yang dimiliki
negara borjuis, dan untuk menerapkan dalam tekanan beban berat perang
imperialis dan konsekuensinya serangkain revolusioner dalam mengontrol produksi
dan distribusi barang.(C. Wright Mills,1977)
Hal ini
merupakan juga strategi propaganda kelompok Komunis yang mengaku tetap menjadi
partai massa proletar revolusioner. Agar tetap bisa melangengkan kekuasaan
dengan prinsip-prinsip komunis. Hal itu merupakan salah satu proses infiltrasi
dengan masuk ke dalam lembaga Sosial dan Politik yang dapat membawa mempengaruhi
kebijakan lembaga tersebut. Sehingga memumdahkan
dalam proses untuk mecapai sebuah tujuan revolusioner.
Rusia adalah
negara yang pertama kali menerapkan sistem komunis, penyebaran komunis ke
negara-negara republik bekas Uni Soviet dan selanjutnya ke Eropa Timur dan
Eropa Tengah, terjadi akibat penaklukan oleh Soviet Rusia. Di wilayah non-Rusia
ini dipandang sebagai kekuatan yang menaburkan permusuhan, bukan hanya mengenai
kehidupan politik tetapi juga kebangsaan. Mengatasi sistem komunis juga berarti
mengatasi pendudukan. Tentu saja ini terlalu berlebihan: komunisme mungkin
mungkin ditegakkan dengan bayonet Soviet Rusia (Militer), tetapi menembus
dengan cukup dalam ke seluruh lapisan masyarakat. Tradisi kenegaraan Rusia
adalah tradisi kekaisaran, pada masa Soviet, tradisi ini menyatu dengan peran
Rusia sebagai Pemimpin dunia komunis. Penyebaran komunisme dan ekspansi atau
penegasan kembali peran Rusia boleh dikatakan sama artinya (baru belakangan ini
sajalah sejumlah negara komunis mulai meninggalkan dominasi Rusia). Berkah
komunisme-lah Rusia mencapai puncak kekuasaan dan pengaruhnya. Tradisi
nasionalis-imperialis Rusia bertemu dengan prinsip komunis, menyebabkan Rusia
menderita krisis identitas pasca komunis yang menyakitkan.(Larry D & Marc
F.Plattner,1998)
D. BIOGRAFI
SINGKAT TENTANG MAO ZEDONG/TSE TUNG
Mao lahir tahun
1893 ditengah keluarga kelas menengah yang relatif bercukupan yang memberikan
kepadanya pendidikan dasar yang penting perkembangan dirinya dikemudian hari.
Ia selau terlibat dalam konflik dengan ayahnya yang daianggap keras, tidak
masuk akal, dan kejam. Pada umur 16 tahun Mao melawan ayahnya dengan
meninggalkan kampung halamannya dan masuk sekolah di sebuah kota yang terdekat.
Ketika ia masih duduk di bangku sekolah, terjadi revolusi tahun 1911 menandai
berdirinya Republik China secara resmi dan Mao menyambut dengan antusias
revolusi itu. Setelah menjalankan masa tugas singkat dalam dinas ketentaraan
pro republik. Ia masuk sekolah latihan keguruan di Changsha, ibukota propinsi
kelahiran Hunan. Selama 5 tahun dalam sekolah ini, ia mengembangkan
kepribadian, pikiran, dan semua kegiatannya yangh segera mengangkat dirinya
dalam perjalanan revolusioner.
Hasrat
revolusioner Mao bergeser kearah komunisme setelah ia berpindah kie Universitas
Peking untuk bekerja sebagai pembantu dalam perpustakaan. Di sana ia bergabung
dengan kelompok studi marxis dan turut mengambil bagian dalam gerakan 4 Mei
yang yang bersejarah itu (1919). Gerakan demonstrasi dengan kekerasan dengan
menentang persetujuan pemerintah Cina dan Jepang dalam hal memberikan konsensi-konsensi
teritorial kepada Jepang. Penampilan
yang eksplosif dari semangat nasionalis ini kemudian dirayakan sebagai awal
dari perjuangan komunisme di China. Setelah melihat keadaan China selama
bertahun-tahun tersebut, Mao megalami kekecewaan yang mendalam atas hasil revolusi tahun 1911, pemimpin revolusi
tersebut itu Sun Yat Sen. Kemudian dilanjutkan Jenderal Yuan yang menjadi
Presiden, malah mengkhianati revolusi. Kelompok-kelompok pembaharu hingga Mao
sendiri menyesuaikan Marxisme dan leninisme. Dengan kondisi-kondisi di
masyarakat China.
Mao
Zedong turut mendirikan Partai Komunis China pada tahun1921, yang kemudian
berhasil dibinanya meskipun menghadapi dua kali perang saudara dan serbuan
asing. Ia menuntun partai itu menuju panggung kekuasaan dalam revolusi nasional
tahun 1949. Kemudian selama lebih seperempat abad, sampai kematiannya tahun
1976, ia memimpin proses transformasi dan penataan kembali masyarakat dan
kehidupan politik masyarakat China. Selama 40 tahun, sejak menjadi pemimpin
partai komunis tahun 1935 sampai saat kemataiannya dapat dipisahkannya.
Resep-resep yang beliau tawarkan dalam hal berpikir dan bertindak, yang
diterbitkan dengan judul The Thoughts of Mao Tse Tung bagi jutaan rakyat China
merupakan literatur modern yang setaraf dengan buku Sayings Of Confucius dari
Zaman Lampau. Sampai saat kematiannya, Mao Tse Tung tetap teoritsi, pemimpin,
dan lambang yang sangat berpengaruh bagi komunisme China. (Wiliam E & Edwin
F, 1985)
E. PEMAHAMAN
MAO ZEDONG DALAM TEORI KOMUNISME
Gambaran Dunia
Mao Zedong dari dua kubu ke tiga dunia, menurut Mao, gambaran dunia metafisik
atau idealistik memainkan peranan dominan dalam pemikiran manusia. Sebaliknya
mao lebih berpijak pada pendekatan dialektik yang memandang faktor-faktor
internal yang dinamis sebagai penyebab perkembangan sosial. Teori dua kubu,
menurut teori ini, Mao membagi dunia ke dalam dua kubu yakni kubu sosialis dan
imperialis. Mao mengidentifikasi tiga kontradiksi di antara negara di dunia: 1)
kontradiksi antara kubu sosialis, 2) kontradiksi antara negara-negara terjajah
dan negara imperialis, 3) kontradiksi di negara-negara imperialis sendiri.
Dalam pandangan Mao, perdamaian antara kubu sosialis danimperialis tidak
mungkin terwujud. Teori Zona Antara pada
tanggal 6 Novenber 1957 untuk pertama kali secara eksplisit Mao
mengeluarkan pernyataan bahwa “ imperialis AS melakukan tindakan ikut campur
dalam urusan dalam negeri semua bangsa terutama dalam urusan-urusan dalam
negeri negara-negara di zona antara yang terletak di antara kubu sosialis dan
Amerika.
Meskipun teori
zona antara tidak mendapatkan bentuk yang final, namun konsepsi tersebut
merupakan ”Cikal Bakal” dari teori tiga dunia yang terkenal itu. Teori tiga
duniaini untuk pertama kali dikemukakan secara eksplisit oleh mao Zedong pada bulan Februari 1974,
dalam pertemuannya dengan seorang pemimpin Afrika. Pada kesempatan itu, Mao
mengatakan: “ Amerika Serikat dan Uni Soviet membentuk dunia pertama. Jepang,
Eropa dan Kanada, pada bagian Tengah, merupakan dunia kedua. Kita di dunia ketiga
.....kecuali Jepang Asia termasuk dunia ketiga. Seluruh Afrika masuk ke dunia
ketiga dan Amerika Latin.(Rizal Sukma, 1995)
Doktrin-doktrin
Mao, Pikiran Mao mengalami banyak modifikasi, bahkan mengangkut hal pokok
sekalipun. Kendati ia mengklam dirinya sebgai penganut Marxisme-Leninisme dan
bagian yang penting dari pemikirannya merupakan Leninisme yang ortodoks. Ada
beberapa tema yang secara khas bersifat Maois yaitu: a) Peranan desa lebih
penting daripada kota, sebagai organisator komunis, Mao melaksankan usaha-usaha
pertamanya didaerah-daerah pedesaan tempat kelahirannya. b) tentara merah lebih
penting daripada aksi massa, keberhasilan tidak hanya ditentukan oleh dukungan
penduduk lokal, tapi terutama oleh efektivitas tentara merah sebagai organisasi
militer. c) semangat revolusi lebih
penting dari pada keahlian teknis, pandangan Mao tentang komunisme melampaui
perubahan-perubahan dalam hal hak milik, hubungan kelas dan lembaga-lembaga
sosial. Dan d) kekuatan subyektif lebih penting daripada kenyataan obyektif,
Unsur yang khas dalam Maoisme ialah penegasannya bahwa terdapat kemungkinan
mencapai perubahan revolousioner melaui penerapan sifat, kemaun dan pikiran
yang benar dalam berbagia kondisi historis. (Wiliam E & Edwin F, 1985)
Dalam hal ini
Mao Tse Tung harus dilihat selaku representasi tradisi Marxis yang heterodoks.
Pada tahun di mana pembersihan gerakan komunis. Oleh kaum nasionalis terjadi,
ia menerbitkan “Laporan Investigasi mengenai gerakan petani hunan”. Dalam
karyanya ini, dan karya-karya berikutnya, sejumlah gagasan baru(dari sudut
pandang marxis ortodoks) muali disebarkan, termasuk penolakan perlunya revolusi
borjuis sebagai jalan menuju komunisme, pengurangan peran peran proletar dan
pemberian kesempatan kepada petani. Namun melalui analisis empiris yang seksama
atas kondisi-kondisi pedalaman Cina mengenai pembagian kelas, bentuk-bentuk
penndasan dan isu-isu reformasi lahan. Pendekatan empiris tersebut terhadap
fenomena sosial ini merupakan gambaran penting mengenai tahap-tahap awal asimilasi
Cina dengan Marxisme.(John Clammer, 1985)
Jika kaji
keterangan-keterangan tegas yang diberikan oleh Mao Zedong mengenai Demokrasi
Baru dan Diktator Demokrasi Barat, hampir-hampir tidak ada kesan bahwa
keterangan-keterangan tersebut ditulis oleh seorang Cina. Kerangka berpikir
bercorak Marxisme. Robert Payne menyatakan bahwa pemikiran Mao Zedong sangat
dipengaruhi oleh Confusiunisme. Tetapi ia juga mengutip ucapan Mao
mengatakan,”Saya membenci Confucius semenjak sya berusai delapan tahun.(Robert
Payne, pp.30-31, 62) Tetapi ini tidak berarti bahwa Mao dan Kaum komunis
berusaha untuk memaksakan terhadap Cina berlakunya suatu pola kebudayaan yang
sepenuhnya bersifat Marxisme atau bersifat seperti Rusia. Sudah tentu rakyat Cina pada umumnya tidsk secepat Mao Zedong
dalam kemampuannya untuk menyerap ajaran komunis.(H.G. Creel, 1953)
F. PENGARUH
KOMUNIS MAO ZEDONG DALAM MEMIMPIN REVOLUSI TAHUN TAHUN 1949 DAN BERDIRINYA
PEMERINTAHAN REPUBLIK RAKYAK CHINA (RRC)
Perang dunia I meruntuhkan sistem monarki di Rusia. Czar
Nicholas II diturunkan tahtanya dan dibunuh oleh kaum komunis pada tahun 1917. Untuk
selanjutnya, Rusia menjadi Republik Sosialis (Uni Soviet) dibawah pimpinan
Lenin. Pemerintahan baru itu ingin membina hubungan diplomatik dengan China
serta menyebarkan paham komunisme di sana.
Pada yang sama dengan berlangsungnya kampanye militer penyatuan
China yang dipimpin Jiang ini, anggota sayap kiri Guomindang yang pro komunis
memindahkan pusat pemerintahan mereka ke Wuhan dalam bulan November 1926 dengan
Wang Jingwei sebagai pemimpinnya. Dengan demikian, Guomindang mulai terpecah
menjadi dua yakni sayap kanan dan kiri (Komunis). Ternyata Wang Jingwei(bukan
komunis) dan tidak dapat akur dengan anggota komunis di Guomindang di Wuhan.
Oleh karena itu, ia menerima tawaran Feng Yuxiang untuk bersatu kembali dengan
Jiang dan membersihkan partai dari
komunis. Kini timbul kembali masalah baru dengan kaum komunis yang mendapat
pimpinan baru yang bernama Mao Zedong yang markas mereka berada di pegunungan
di provinsi Jiangxi. Bergabung pula tokoh-tokoh seperti zhou enlai, Li Lishin
dan Zhu De yang memegang peranan penting dalam kancah perimtahan Republik
Rakyat China.
Propaganda kaum komunis yang membagi-bagikan tanah pada rakyat
ikut memberi andil bagi kemajuannya. Gempuran kaum komunis makin mengarah ke
selatan itu mendorong pemerintah nasionalis memindahkan nanjin ke kanton.
Pasukan komunis dapat merampas Taiyuan, Sungai Yangzi yang mampu diseberangi.
Nanjing segera Jatuh ke tangan komunis. Gerak maju pihak komunis makin tidak
terbendung saja. Hangou, Shanghai, dan Qingdao secara berturut-turut jatuh ke
dalam genggaman tangan Tentara Merah.(Ivan Taniputera, 2013)
Mao
Zedong pada tanggal 1 Oktober 1949 mengumumkan berdirinya Republik Rakyat China
dengan ia sendiri menjadi ketuanya dan dibantu enam wakil: Song Qingling, Zhu
De, Li Qishen, Zhang Lan, Liu Shaoqi dan Gao Gang. Beijing dinyatakan ibukota
republik yang baru ini. Pemerintah Mao lalu menjalin hubungan dengan Uni
Soviet, sehingga malam harinya pemerintah Soviet menyatakan pengakuan bagi
Republik Rakyat China serta memutuskan hubungan dengan pemerintah Jiang.(Ivan
Taniputera, 2013) Proklamasi RRC tanggal 10 Oktober 1949 merupakan puncak dari
perjalan atau perjuangan yang panjang dengan penuh tantangan dari Mao dan Partai
Komunis China. Ketika Perjalanan baru dimulai, Cina dalam keadaan lemah dan
terpecah-pecah, miskin, semi-feodal, dilanda kelaparan secara periodik,
diperintah oleh para panglima perang yang reksioner, dan dikuasai oleh
kekuatan-kekuatan asing menuntut konsensi-konsensi politik dan ekonomi dari
pemerintah yang tidak efektif. (Wiliam E & Edwin F, 1985)
G. KEPIMPINAN PADA AWAL MAO ZEDONG TERBENTUK REPUBLIK RAKYAT
CHINA
Organisasi politik republik rakyat yang baru itu meniru Uni Soviet. Tetapi, berbeda dengan
Soviet yang menerapkan “Kediktoran Proletariat,” China menggunakan sistem “
Kediktatoran Demokrasi Rakyat,” dimana para petani kaya dan rakyat bersatu
membentuk front bersama. Restrukturisasi dalam bidang ekonomi dilalukan dengan
mengendalikan peredaran uang, perbankan, serta pemberian kredit. Kini
pemerintah mengalihkan perhatiannya pada para pemilik modal yang tidak bisa
diajak kerjasama, mereka mengembuskan propaganda bahwa pemilik modal itu telah
melakukan penyuapan, penggelapan pajak dan mencuri milik negara.
Sementara itu, dalam dibidang Agraria, sesuai dengan
dipropagandakan kaum komunis dahulu, tanah mulai dibagi-bagikan kepada rakyat.
Masyarakat agraris China dibagi menjadi lima kelompok: Tuan Tanah(Landlords),
Petani Kaya (Rich Peasants), )Petani Kelas Menengah (Middle Peasants), Petani
Miskin (Poor Peasants), Orang yang tidak memiliki tanah. Pemerintah merampas
tanah milik para tuah tanah, tetapi, mengizinkan mereka tetap memiliki
bagiannya yang ditetapkan pemerintah. Namun pada praktiknya, sering
pengambil-alihan tanah ini disertai
kekerasan. Para kader partai yang iri dan petani-petani yang hendak membalas
dendam. Yang paling berpengaruh oleh kebjaksanaan baru ini adalah para tuan
tanah serta petani kaya sedangkan petani kelas menengah paling sedikit menderia
kerugian.
Mao Zedong pada akhir tahun 1957 menyimpulkan bahwa Soviet tidak
dapat dijadikan lagi sebagi model pembangunan China. Mao berpikir bahwa China
perlu menemukan caranya sendiri untuk memecahkan berbagai permaslahan diatas,
yakni dengan mengerahkan sumber daya yang sangat berlimpah di negeri tersebut
berupa tenaga kerja. Suatu kebijaksanaan baru yang disebut “Loncatan Besar ke
Depan” (dayuejin) ditetapkan olehnya. Secara prinsip, Program Mao ini adalah
peningkatan produksi baja industri ringan, dan konstruksi secara besar-besaran serta
pengerahan tenaga rakyat secara besar-besaran. Rakyat disatukan menjadi komuni
raksasa dan disalurkan untuk bekerja di pabrik-pabrik pemerintah. Bahkan para petani yang semula bekerja di
sawah dialihkan ke sektor industri.
Dominasi antara imperialisme
menyebabkan lahirnya penindasan dan eksploitasi sumber daya alam maupun sumber
daya manusia. Kolaborasi imperialisme dan feodalisme berusaha membangun
China menjadi negara industrial baru di Asia. Perluasan imperialisme
telah menarik wilayah-wilayah yang luas di China ke dalam orbit perdagangan
dunia. Sebagai akibatnya, kehidupan rakyat petani telah menjadi semakin
terombang-ambing karena fluktuasi-fluktuasi pasar dan eksploitasi sumber daya alam.
Ekspolitasi sumber daya alam dan
manusia oleh perusahaan-perusahaan asing telah membuat penduduk pedesaan
semakin tergantung pada campur tangan asing. Kekacauan dan kesengsaraan
pedesaan yang ditimbulkan oleh faktor-faktor ini, perlu memperhatikan masalah
pengangguran dan kelaparan. Masalah ini terjadi karena tanah-tanah di
China banyak sekali didominasi oleh perusahaan agrobisnis imperialis.
Perluasan pengaruh modal dalam pertanian menyebabkan meningkatnya produktivitas
industrial baru di China yang berpengaruh dengan kehidupan penduduk di
pedesaan.
Penduduk pedesaan yang bertumbuh
dengan cepat telah menjadi bergantung pada perluasan pekerjaan industrial.
(Wim.F.Wertheim, 1997)
Tetapi, kebijaksanaan “Loncatan Jauh ke Depan” ini akhirnya
malah menuai bencana. Hasil panen gandum yang melimpah pada tahun 1958 terpaksa
dibiarkan membusuk di ladang, karena kaum pria seharusnya bertugas memanennya
dikerahkan bekerja di pabrik. Sebagian besar gandum yang disangka sangat
melimpah ruah hasilnya itu, sehingga sisanya tidak mencukupi lagi bagi rakyat
untuk mempertahankan hidupnya. Sebagai akibat ambisi Mao yang tidak realistis
itu, 30 juta rakyat meninggal karena kelaparan antara tahun 1959-1962. (Ivan
Taniputera, 2013)
Tahun 1961-1965
merupakan masa pemulihan kembali, dimana pembaharuan-pembaharuan yang gagal
dari program “Lompatan Jauh ke Depan” ditinggalkan dan Cina bergerak menuju
pemulihan. Kendati demikian, sepak terjang Mao harus diperhitungkan. Ternyata
dibalik layar, Mao sedang mempersiapkan usaha-usaha secara radikal untuk
membawa perubahan cepat mayarakat Cina, melaui Revolusi Kebudayaan. Revolusi
kebudayaan bertujuan untuk merubah semua bidang kehidupan masyarakat yang
penting dan peranan mao sendiri. Inti Revolusi Kebudayaan ialah mempolitisir
semua kegiatan masyarakat, sehingga tidak ada ruanganpun yang kebal terhadap
pencegatan dan campur tangan penguasa
atas nama kesadaran revolusi rakyat. Sasaran utama revolusi kebudayaan adalah
lembaga-lembaga yang menjalankan fungsi sosialisasi dalam masyarakat yang
secara langsung membentuk nilai keyakinan manusia. Mao melancarkan aksi
pembersihan secara besar-besaran dalam tubuh partai yang hampir saja
meruntuhkankan seluruh struktur yang telah dibangunnya sendiri selam lebih dari
tiga puluh tahun. Revolusi kebudayaan merupakan usaha besar Mao yang terakhir
untuk merubah masyarakat Cina menurut pandangannya yang bersifat egaliter dan
komunal. Apalagi proses itu berjalan tanpa dapat dikendalikan lagi oleh Mao
sendiri , sehingga ia terpaksa menindas orang-orang yang justru sejak awal
telah terlibah dalam perjuangannya. (Wiliam E & Edwin F, 1985)
Mao merupakan tokoh
sangat berpengaruh dalam perkembangan komunisme di China. Mempunyai semangat
revolusionernya sangat tinggi seperti Dr. Sun Yat Sen (tokoh nasionalis) dalam
revolusi 1911 untuk mengubah negara Cina menjadi negara komunis. Pemahamannya
begitu kuat dalam menganut Marxisme-Leninisme dengan melihat kondisi masyarakat
China. Mao juga Aktif dalam pergerakan-pergerakan kaum komunis Cina memantapkan
dia menjadi organsatoris yang tangguh dan pemimpin bagi kaumnya. Sehingga dia
mempunyai keyakinan yang tinggi untuk merubah kondisi struktural sosial-politik
di China. Mao dalam kepimpinan juga mempunyai program-program untuk memajukan
negara China walaupun banyak penyimpangan yang terjadi karena kepemimpinan yang
banyak melakukan perubahan dengan kekerasan.
BAB III
KESIMPULAN
Mao Zedong dan Vladimir Lenin merupakan salah tokoh komunis yang
revolusioner sangat berpengaruh di China dan Uni Soviet. Lenin yang mampu
meruntuhkan kekaisaran Tsar dengan pemahaman kapitalis-imperialis menjadi
komunis dengan pemahaman Marxisme-leninismenya. Sedangkan Mao Zedong dengan
pemahaman leninisme ortodoksnya mampu merubah negara Republik Cina yang
dipimpin Jiang Jiashi (Tokoh Nasionalis) menjadi negara komunis yang berbentuk
Negara Republik Rakyat China.
Lenin dengan kecerdasan mampu mengorganisasikan kaum Bolsheviks
(Partai Buruh Sosial-Demokrat) menjadi kaum revolusioner yang profesional yang
berdisiplin tinggi, terorganisasi dengan baik, mampu menginfiltrasi
lembaga-lembaga Sosial dan Politik untuk meruntuhkan kekuasaan
kapitalis-imperialis di Rusia yang dinamakan Revolusi 1917 . Sedangkan Mao
Zedong dalam perjuangannya mampu menggerakkan masyarakat pedesaan terutama para
petani dan tentara komunis yang disebut tentara merah untuk ikut serta dalam
perjuangan meruntuhkan kekuasaan pemerintah nasionalis yang dipimpin Jiang
Jiashi yang dikenal dengan Revolusi 1949. Lenin dan Mao merupakan tokoh yang
mampu membawa perubahan transformasi sosial dan politik. Akan tetapi, dalam kepemimpinannya Lenin
dengan Sistem “Kediktatoran Proletariat” dan Mao Zedong dengan sistem
“Kediktatoran Demokrasi Rakyat masih saja banyak penyimpangan dan kekurangan
dalam mensejahterakan masyarakatnya.
DAFTAR
PUSTAKA
Aidit, D.N.1964.
Tentang Marxisme. Penerbit Akademi ilmu sosial Aliarcham: Jakarta
Clammer, John,
Antropology and Political: Teoretical and Asian Perpectives, St. Martin Press,
New York, 1985 (terjemahan Indonesia: Neo-Marxisme Antropologi Studi Ekonomi
Politik dan Pembangunan, Penerbit Sadasiva, Yogyakarta, 2003).
Creel, H.G. Chinese
Thought from Confucius to Mao Zedong, The University Of Chicago Press, Chicago,
1953 (terjemhan indonesia: Alam Pikiran Cina from Confucius sampai Mao Zedong,
Penerbit PT. Tiara Wacana Yogya, Yogyakarta,1990).
Diamond, Larry and Marc
F. Platter. Nationalisme, Ethnic Conflict and Democracy, 1994 (terjemahan:
Nasionalisme, Konflik etnik dan Demokrasi, Penerbit ITB, Bandung, 1998).
Ebentains, William and
Edwin Fogelman. Today’s Isms, ninth edition, Prince Hall Inc. 1985 (terjemahan
Indonesia: Isme-isme Dewasa ini, Penerbit Erlangga, Jakarta, 1994).
Hart, Michael H, Seratus Tokoh yang Paling
Berpengaruh dalam Sejarah.1978
(Terjemahan H. Mahbub Djunaidi, 1982. PT. Dunia Pustaka Jaya,Jakarta, 1982)
(Terjemahan H. Mahbub Djunaidi, 1982. PT. Dunia Pustaka Jaya,Jakarta, 1982)
Mills, C. Wright, The
Marxists, Dell Publising Co, Inc, New York. 1977 (terjemahan Indonesia: Kaum
Marxis Ide-ide Dasar dan Sejarah Perkembangan, Penerbit Pustaka Pelajar,
Yogyakarta, 2003).
Payne, Robert, pp.30-31,
62
Sukma, Rizal. 1995.
Pemikirin Strategis Cina dari Mao Zedong ke Deng Xiaoping.CSIS:Jakarta
Taniputera, Ivan.2013.
History Of China. Penerbit Ar-Ruzz Media: Yogyakarta.
Wim.F.Wertheim, Dunia
Ketiga Dari-dan Ke Mana?, terj. Oey Hay Djoen,(Yogyakarta: Oey’s
Renaissance, 1997), 144.
Komentar
Posting Komentar