![]() |
Yoga Pradito W |
KONSULTASI DAN PELATIHAN
A. Definisi
Konsultasi dan Pelatihan dan Tahap-tahapnya
Secara umum konsultasi adalah pertukaran
pikiran untuk mendapatkan solusi atau kesimpulan yang berupa nasehat atau saran
yang sebaik- baiknya. Konsultasi dalam artian medis adalah perundingan antara
pemberi dan penerima layanan kesehatan yang bertujuan mencari penyebab
terjadinya atau timbulnya penyakit dan menentukan cara pengobatannya.
Salah satu definisi konsultasi seperti
yang dikemukakan oleh Zins (1993), bahwa konsultasi ialah suatu proses yang
biasanya didasarkan pada karakteristik hubungan yang sama yang ditandai dengan
saling mempercayai dan komunikasi yang terbuka, bekerja sama dalam
mengidentifikasikan masalah, menyatukan sumber-sumber pribadi untuk mengenal
dan memilih strategi yang mempunyai kemungkinan dapat memecahkan masalah yang
telah diidentifikasi, dan pembagian tanggung jawab dalam pelaksanaan dan
evaluasi program atau strategi yang telah direncanakan.
Menurut
Kurpius (dalam Shetzer,1985), ada sembilan tahap pelaksanaan proses konsultasi.
Tahap-tahap tersebut diuraikan sebagi berikut :
1. Pre
Entry (sebelum masuk). Konsultan menjelaskan nilai-nilai, kebutuhan,
anggapan, dan tujuan tentang individu, kelompok, organisasi serta menilai
kemampuan dan keterampilan konsultan sendiri.
2. Entry
(masuk). Pernyataan masalah diungkapkan, dihubungkan, dirumuskan dan
menetapkan langkah-langkah yang perlu diikuti.
3. Gathering
Information (pengumpulan informasi). Untuk menjelaskan masalah dengan cara
mendengarkan, mengamati, memberi pernyataan, pencatatan yang baku, interview
dan pertemuan kelompok.
4. Defining
Problem (merumuskan masalah). Penilaian informasi digunakan dalam
menentukan tujuan untuk perubahan. Laporan masalah diterjemahkan kedalam suatu
laporan dan disetujui oleh konsultan dan konsulti.
5. Determining
Problem Solution (menentukan solusi masalah). Informasi di analisis dan di
sintesis untuk menemukan pemecahaan masalah yang paling efektif terhadap
masalah yang dihadapi konsulti. Karakteristik dari tahap ini adalah pencurahan
pikiran, memilih, dan menentukan prioritas.
6. Tahap
Stating Objectives (menetapkan sasaran). Hasil yang dicapai diukur dalam
suatu periode waktu, kondisi tertentu, dan mendeskripsikan pemecahan masalah
dan didukung oleh faktor-faktor lain untuk tercapainya tujuan yang telah
ditetapkan.
7. Implementing
The Plan (mengimplementasikan rencana). Intervensi diimplementasikan dengan
mengikuti garis pedoman / langkah, dengan cara memberitahukan semua bagian yang
harus dilakukan, kapan, bagaimana, siapa yang bertanggung jawab dan hasil-hasil
yang diharapkan.
8. Evalution
(evaluasi). Aktivitas-aktivitas yang sedang berjalan dimonitor, proses,
penaksiran hasil yang diperlukan untuk mengevaluasi aktivitas konsultan.
9. Termination
(pemberhentian). Kontak langsung dengan konsultan berhenti, tetapi pengaruh
proses diharapkan berlanjut. Putusan dibuat untuk menunda perbuatan,
perancangan kembali, dan melaksanakan kembali, serta mengakhirinya dengan
sempurna.
B. Definisi
Pelatihan dan Tahap-tahapnya
Menurut Mathis (2002), Pelatihan
adalah suatu proses dimana orang-orang mencapai kemampuan tertentu untuk
membantu mencapai tujuan organisasi. Oleh karena itu, proses ini terikat dengan
berbagai tujuan organisasi, pelatihan dapat dipandang secara sempit
maupun luas.Secara terbatas, pelatihan menyediakan para pegawai dengan
pengetahuan yang spesifik dan dapat diketahui serta keterampilan yang digunakan
dalam pekerjaan mereka saat ini.Terkadang ada batasan yang ditarik antara
pelatihan dengan pengembangan, dengan pengembangan yang bersifat lebih luas
dalam cakupan serta memfokuskan pada individu untuk mencapai kemampuan baru
yang berguna baik bagi pekerjaannya saat ini maupun di masa mendatang.
Sedangkan Payaman Simanjuntak (2005) mendefinisikan pelatihan
merupakan bagian dari investasi SDM (human investment) untuk
meningkatkan kemampuan dan keterampilan kerja, dan dengan demikian meningkatkan
kinerja pegawai.Pelatihan biasanya dilakukan dengan kurikulum yang
disesuaikan dengan kebutuhan jabatan, diberikan dalam waktu yang relatif
pendek, untuk membekali seseorang dengan keterampilan kerja.
Terdapat paling kurang tiga tahap
utama dalam pelatihan yakni :
1.
Penentuan
Kebutuhan Pelatihan (Assessing Traning Needs)
Pada tahap ini terdapat tiga macam
kebutuhan akan pelatihan, yakni :
a. General treatment need, yaitu
penilaian kebutuhan pelatihan bagi semua pegawai dalam suatu klasifikasi
pekerjaan tanpa memperhatikan data mengenai kinerja dari seorang pegawai
tertentu.
b. Observable performance
discrepancies, yaitu jenis penilaian kebutuhan pelatihan yang didasarkan pada
hasil pengamatan terhadap berbagai permasalahan, wawancara, daftar pertanyaan,
dan evalusi/penilaian kinerja, dan dengan cara meminta para pekerja untuk
mengawasi sendiri hasil kerjanya sendiri.
c. Future human resources needs. Jenis
keperluan pelatihan ini tidak berkaitan dengan ketidaksesuaian kinerja, tetapi
berkaitan dengan keperluan SDM manusia untuk waktu yang akan datang.
- Mendesain Program Pelatihan (Designing a Training Program)
Terdapat dua jenis sasaran
pelatihan, yakni :
a. Knowledge centered objectives : biasanya berkaitan dengan
pertambahan pengetahuan, atau perubahan sikap.
b. Bernandin & Russell
mengelompokan metode-metode pelatihan atas dua katagori, yaitu:
1. Informational methods biasanya
menggunakan pendekatan satu arah, melalui mana informasi-informasi disampaikan
kepada para peserta oleh para pelatih.
2. Experiental methods adalah metode
yang mengutamakan komunikasi yang luwes, fleksibel, dan lebih dinamis, baik
dengan instruktur, dengan sesame peserta, dan langsung mempergunakan alat-alat
yang tersedia.
3. Performance centered objectives =
mencakup syarat-syarat khusus yang bekisar pada metode/teknik, syarat-syarat
penilaian, perhitungan, perbaikan, dan sebagainya.
Nama :
Yoga Pradito Wibiyantoro
NIM :
J310120039
Kls : Gizi/A
Komentar
Posting Komentar