Langsung ke konten utama

LPJ PLENO 2 KPP KOM. AD1 2014-2015

LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN
MASA KEPENGURUSAN PLENO 2
BIDANG KEWIRAUSAHAAN DAN PENGEMBANGAN PROFESI
Disampaikan Pada Sidang Pleno 2
Desember 2014
HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
CABANG SUKOHARJO
KOMISARIAT AHMAD DAHLAN I
2014
Bismilahirohamnirohim

Presidium sidang pleno 2 Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Sukoharjo Komisariat
Ahmad Dahlan I yang saya hormati,
Pengurus Komisariat Ahmad Dahlan I yang saya banggakan,
Kanda / Yunda pengurus Cabang dan MPKPK Komisariat Ahmad Dahlan I yang saya hormati,
Adinda kader-kader Himpunan Mahasiswa Islam yang saya banggakan dan saya sayangi,
Tamu undangan dan semua kader HMI Cabang Sukoharjo yang telah rela berjuang untuk perubahan bangsa dan Negara yang saya hormati,
BAB I PENDAHULUAN
Assalamualaikum warohmatulluhi wabarokatu
“Wahai orang-orang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan batil, melainkan jalan jual beliyang berlaku dengan suka sama suka diantara kamu......(OS. An Nisa’/4:29)”
Yoga Pradito W
            Puji Syukur atas kehadirat Allah SWT  atas segala limpahan nikmat serta hidayah sehingga kita bisa berjuang dijalannya demi mendapatkan ridhonya. Tak lupa sholawat dan beriringkan salam kepada junjungan nabi kita Muhammad SAW yang sebagai mana beliau telah mengajarkan ajaran islam secara Kaffah baik keluarganya, sahabatnya dan umatnya yang selalu mengikuti langkah jejak perjuangan beliau yang setia berjuang menegakkan ajaran agama Islam. Dan semoga kita termasuk golongan umatnya yang akan mendapatkan syafaatnya kelak di Yaumul Kiyamah nantinya.
            Kehidupan adalah roda silih berganti, waktu seolah memberikan kesempatan kepada  setiap orang untuk melakukan suatu perubahan. Kesuksesan bukanlah sesuatu yang diperoleh spontan akan tetapi kesuksesan merupakan suatu yang diperoleh dengan penuh pengorbanan dan perjuangan. Semua itu merupakan suatu yang alami  bahwasanya perjuangan itu akan menghadapi rintangan dan tantangan. Alangkah mulianya ketika kita mampu mengambil kesempatan dan merubahnya menjadi sebuah kebajikan. Dengan membentuk sebuah tim dan kerjasama yang baik bisa menjadi kunci bagi setiap permasalahan yang ada sehingga dapat terasa dengan mudah.
            Seperti halnya Nabi Muhammad SAW yang bergelar Al-Amin yang merupakan figur bisa yang dijadikan teladan dalam menggapai kesuksesan. Sebagaimana Rasullullah dalam kehidupannya selalu jujur ketika berkata, dapat dipercaya ketika berjanji, ulet dalam bekerja, tidak rakus dengan harta, senantiasa memanfaatkan hasil usahanya untuk kemaslahatan dunia dan akhiratnya. Beliau mengukur kesuksesan tidak semata-mata dari sisi uang. Kesuksesan bisa berupa keberkahan rezeki, kebahagiaan hidup, persaudaraan, tercapai cita-cita dakwah dan lain sebagainya. Untuk itu, Ketokohan seorang Nabi Muhammad SAW sebagai entrepreneur sejati memang benar-benar banyak sekali sehingga  bisa menjadi panutan keteladanan bagi kita semua.   
     Kehidupan juga merupakan bagian dari proses dimana kita harus menjalaninya. Dalam melewati proses perubahan sosial yang bergerak sangat cepat merupakan akibat dari kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, haruslah dihadapi dengan penuh perhitungan, kematangan dan kesiapan mental. Proses pembangunan nasional dari berbagai aspek bidang kehidupan meliputi bidang ideologi, politik, sosial-budaya, ekonomi, pertahanan dan keamanan belum dapat menyelesaikan permasalahan-permasalahan kemasyarakatan dan dan kenegaraan yang ada. Hal-hal seperti ini sangat mempengaruhi masyarakat apalagi generasi muda atau Mahasiswa sebagai masalah yang langsung menyangkut kepentingan kini dan datang.   
         Untuk itu organisasi-organisasi pemuda atau mahasiswa yang selama ini telah timbul dan berjalan baik merupakan lapisan masyarakat yang potensi untuk melanjutkan kontinuitas sejarah dan pembangunan nasional. Mereka harus dibina, dikembangkan, dibiasakan mengambil prakarsa sendiri, menanggung resiko agar mereka tumbuh menjadi generasi  yang dewasa dan matang. Terutama menyongsong masa depan pribadi, masyarakat, bangsa dan negaranya.
HMI merupakan organisasi kader yang berbasis keilmuan telah memberikan perhatian pada pembentukan kualitas sumber daya manusia dengan orientasi muslim intelektual profesional sebagai hakekat tujuan organisasi.  Pada saat ini dalam proses pengembangan bobot intelektual dan bobot politis secara generalis perlu penajaman dan kemampuan profesional merupakan keharusan yang harus dimiliki oleh setiap kader karena itulah dalam proses pengembangan profesi yang kehadirannya diperuntukkan menjawab kondisi ke depan, maka perlu dikelola sebagai alternatif pengembangan kader sekaligus membangun kultur masyarakat bersih sarat muatan etis dengan menempatkan kembali esensi kepribadian HMI dan latarbelakang hadirnya HMI. Pengembangan profesi juga penting proses pembangunan nasional sebagaimana yang terdapat dalam unsur pokok esensi kepribadian HMI berintikan :
a)      Kemurnian idealisme
b)      Pengabdian yang ikhlas dan Imani
c)      Keberanian dan kepeloporan
d)     Pembaruan dan pemersatu
e)      Keteguhan janji, sikap kepribadian mandiri, selain itu proses pengembangan profesi diharap merelevansikan pendapat, sikap dan tindakan dengan kenyataan-kenyataan yang ada dalam masyarakat.
Akan halnya HMI dalam proses pengembangan profesi berupaya tidak saja menanamkan dasar-dasar motivasi, keilmuan dan keterampilan praktis sesuai bidang garapan masing-masing. Oleh karena itu, proses pengembangan profesi harus lebih ditingkatkan terutama dalam menghadapi tantangan-tantangan zaman yang semakin maju.
Dengan mengharap ridho ALLAH SWT. Izinkan saya menyampaikan laporan pertanggungjawaban bidang Kewirausahaan dan Pengembangan Profesi selama setengah periode ini, semoga dengan apa yng saya sampaikan dapat berkenan di hati saudara-saudara sekalian.
Berdasarkan pendahuluan yang telah kami sampaikan maka kami ingin menyampaikan laporan pertanggungjawaban bidang Kewirausahaan dan Pengembangan Profesi dengan susunan sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
BAB II VISI DAN MISI
BAB III KONDISI KEAPARATAN
BAB IV PROGRAM KERJA
BAB V PROBLEMATIKA DAN SOLUSI
BAB VI PROYEKSI KEDEPAN
BAB VII PENUTUP
BAB II VISI DAN MISI
            Kesuksesan atau keberhasilan akan bisa dicapai, Apabila dalam menjalankan proses nya, diperjuangkan dengan penuh kesungguhan, dedikasi yang tinggi, kedisiplinan yang mantap, kesabaran yang luas, ketekunan yang mendalam, dan keimanan yang tangguh. Kesuksesan, milik semua orang yang mendambakan dan mau mencarinya. Kesuksesan, setiap orang yang mau berjuang dan selalu berani bertanggung jawab terhadap kehidupan yang dihadapi. Ada pepatah yang mengatakan ”Semakin dini Anda belajar mengatasi  tanggung jawab hidup, maka semakin dini Anda meraih kesuksesan.” Dan Allah berfirman “Sesungguhnya Allah tidak mengubah nasib suatu kaum, sehingga kaum tersebut  mau berusaha unuk mengubah nasibnya mereka sendiri”.(OS Ar-Ra’d:11)
            Sukses, tidak selamanya menjadi seorang entrepreuner, namun dalam meraih sukses Anda bisa menjadi apa saja, yang terpenting tidak setengah-setengah dalam menjalani pekerjaan atau profesi yang ditanganinya. Sehingga dapat menjadi orang yang bermanfaat bagi banyak orang. “Khaurun nas anfa’uhum lin nas,” sebaik-baiknya manusia adalah yang paling bermanfaat bagi orang banyak.  Begitulah salah satu hadist dalam riwayat sabda Nabi Muhammad SAW.
            Sebagaimana didalam organisasi, terutama Himpunan Mahasiswa Islam memiliki tujuan tersendiri. Untuk mencapai tujuan tersebut dibutuhkan kerja sama antara anggota-anggotanya sehingga dapat terlaksana dengan baik. Dalam mencapai tujuan, walaupun didalam organisasi terdapat berbagai macam bidang dan supaya tujuan yang sama dalam satu organisasi itu tercapai maka diperlukan kerja sama antar bidang-bidang, dengan cara saling melengkapi antara satu dengan lainnya sehingga memudahkan organisasi itu dalam mencapai tujuan tersebut.
Kewirausahaan dan penggembangan profesi adalah suatu bidang yang bartanggung jawab dalam masalah akademik kader kemandirian kader itu sendiri atau bertanggung jawab mengembangkan potensi akademik dan luar akademik secara mandiri, agar kader HMI sewaktu masa kuliah selesai akademiknya baik dan mendapat bekal untuk hidup mandiri dengan wirausaha. Hal itu merupakan proses dalam menanamkan jiwa kewirausahaan dan meningkatkan pemahaman kader terhadap keprofesiannya. Berkaitan dengan hal ini, maka bidang Kewirausahaan dan Pengembangan Profesi memiliki Visi dan Misi sebagai berikut :
Visi : Terbinanya profesionalisme dan jiwa enterpreunersip kader yang mandiri, inovatif dan kreatif
Misi :   1. Membangun mentalitas pribadi kader yang mandiri dalam berwirausaha
            2. Membina kader Komisariat Ahmad Dahlan 1 dalam meningkatkan    keprofesiannya
BAB III KONDISI KEAPARATAN
Ketua Bidang                                        : Yoga Pradito Wibiyantoro
Departemen Kewirausahaan                  : Tantin Hayu Surya
Departemen Pengembangan Profesi      : Aditya Rully Kurniawan
Dalam Masa Pleno 2 terdapat perubahan restrukturisasi kepengurusan dimana saya yang sebelum di masa pleno 1 yang masih menjabat di Departemen Kewirausahaan diangkat  menjadi Ketua Bidang Kewirausahaan dan Pengembangan Profesi pada masa Pleno 2 pasca mundurnya Ketua Bidang  Kewirausahaan dan Pengembangan Profesi dan Depertemen Pengembangan Profesi sebelumnya yaitu Mas Sunan Thariq Horas Harahap dan Rafika Dwi Noviyanti. Pasca  Pleno 1 terjadi kekosongan anggota pengurus departemen di bidang Kewirausahaan dan Pengembangan Profesi agar dapat berjalannya pengorganisasian dan program kerja di bidang Kewirausahaan dan Pengembangan Profesi maka pada masa pleno 2 dimasukkan anggota pengurus baru yang telah diputuskan dalam rapat harian pada awal masa pleno 2 untuk mengisi Departemen Kewirausahaan dan  Departemen Pengembangan Profesi yaitu Tantin Hayu Surya dan Aditya Rully Kurniawan.
            Karena masuknya pengurus baru untuk mengisi Departemen di bidang Kewirausahaan dan Pengembangan Profesi dan diangkatnya saya sebagai Ketua Bidang Kewirausahaan dan Pengembangan Profesi sehingga perlu penyesuaian dalam proses pengorganisasiannya dan kerja sama timnya. Alhamdulilah di bidang kami terjalin silaturahmi dengan baik sesama  anggotanya dalam memulai masa pleno 2. Dalam masa proses perjalanan pleno 2 alhamdullilah mengalami progresifitas di dalam bidang Kewirausahaan dan Pengembangan Profesi dalam menjalankan tugas dan fungsinya walaupun kinerja kerjasama tim kami masih belum maksimal dalam menjalankannya. Karena pada masa pleno 1 kami masih kurang tanggung jawab dalam menjalankan komunikasi organisasi sehingga akhirnya menjadi hambatan kami dalam menjalankan tugas kami namun pasca pleno 1 kami bisa mulai menjalankannya yang sebelumnya belum berjalan terutama bidang kami agar bidang kami bisa lebih progresif dari sebelumnya. Diharapkan juga terdapat peningkatan kinerja kepengurusan dalam menjalankan tugas dan fungsinya di bidang Kewirausahaan dan Pengembangan Profesi, sehingga bisa berjalan secara maksimal sesuai dengan apa yang diharapkan dan juga bisa mengalami proses progresifitas dalam kinerjanya.
            Namun dalam proses perjalanan pasti tidak dipungkiri terdapat berbagai dinamika yang terjadi selama kepengurusan bidang Kewirausahaan dan Pengembangan Profesi pada masa pleno 2 ini. Dalam menjalankan proses tidak semua bisa berjalan dengan mulus pasti terdapat kendala untuk tetap bisa bertahan dan  konsisten. Sebenarnya pada awal kepengurusan pada masa pleno 2 semua anggota bidang Kewirausahaan dan Pengembangan Profesi mulai menunjukkan awal kemajuan yang bagus dalam menjalani kegiatan program-program yang yang sudah direncanakan dengan dibuktikan aktif semua anggota bidang Kewirausahaan dan Pengembangan Profesi dalam proses mensukseskan kegiatan-kegiatan programnya yang berhubungan dengan Kewirausahaan dan Pengembangan Profesi. Terutama dalam mencari momentum-momentum acara tertentu yang tidak diadakan disetiap saat supaya bisa menjadi peluang usaha komisariat terutama di bidang Kewirausahaan dan Pengembangan Profesi. Pada saat itupun semua anggota didalamnya sudah saling bekerjasama dalam menjalankan kegiatan usaha komisariat sehingga bisa mendapatkan penghasilan untuk komisariat.  
Dalam menjalankan proses perjuangan kepengurusan pasti ditengah perjalanan terdapat kendala ketika sudah memulai perkuliahan terutama yang dialami anggota dari bidang kami. Dimulai dari anggota bidang kami, yang bernama Tantin Hayu Surya Sebagai Departemen Kewirausahaan dalam awal proses menjalani kepengurusan dibidang ini,  beliau menunjukkan progresifitas terutama dalam memanfaat mementum acara tertentu yang tidak diadakan setiap saat supaya bisa menjadi peluang usaha komisariat. Namun ditengah perjalanan adinda Tantin mengalami penurunan dalam proses menjalani tugasnya sebagai departemen Kewirausahaan dikarenakan kesibukan kuliah beliau yang sangat padat, sehingga kinerjanya kurang maksimal dalam menjalankan tugasnya. Hal itu membuat Saya selaku ketua bidang harus menggantikannya dalam menjalankan kegiatan usaha agar usaha komisariat tetap berjalan. Ketika adinda Tantin mengalami penurunan malah sebaliknya adinda Adit menunjukkan progresnya sebagai departemen Pengembangan Profesi dibuktikan dengan tetap istiqomah membantu saya supaya agenda usaha komisariat tetap berjalan walaupun adinda Adit masih punya tanggung jawab dibidang pengembangan Profesi yang harus dijalankannya
            Sedangkan untuk Adinda Adit, mengalami progresifitas yang cukup bagus dalam menjalankan tugasnya sebagai pengurus terutama di bidang Kewirausahaan dan Pengembangan Profesi. Dengan dibuktikan dengan intensnya komunikasi dan pertemuan antara kami. Kinerja beliaupun cukup bagus, ketika adinda Adit dalam menjalan tugasnya beliau tetap menunjukkan sikap istiqomah dalam mengikuti agenda  rapat dan tetap bisa menjalankan program kegiatan di bidang Kewirausahaan dan Pengembangan Profesi walaupun dalam pelaksanaannya belum bisa berjalan maksimal dikarenakan lebih sering intensitas membantu bidang Kewirausahaan demi tetap berjalan roda usaha yang ada di komisariat Ahmad Dahlan 1.
            Dan kurangnya tanggung jawab saya selaku sebagai ketua bidang belum bisa mengkoordinasikan anggota saya di bidang Kewirausahaan dan Pengembangan Profesi. Hal ini membuat kami kurang terkoordinir dalam mengemban tugas dan menjalankan program kerja kami. Kami pun sudah berusaha walaupun hasilnya belum maksimal dalam menjalankan tugas dibidang kami  
    
BAB IV PROGRAM KERJA
a.      RENCANA PROGRAM KERJA
  1. KAJIAN KEWIRAUSAHAAN
Tujuan                         : Menanamkan Jiwa Kewirausahaan dalam Diri Kader
Waktu                                     : 1 Kali 1 Pleno
Sasaran                        : Anggota dan Pengurus Kommsariat Ahmad Dahlan 1
Target
Kualitatif                     : Tumbuhnya Jiwa Kewirausahaan dalam Jiwa Kader
Kuantitatif                  : 50% + 1
Penanggung Jawab     : Departemen Kewirausahaan
Tempat                        : Kondisional
Anggaran                    : Rp. 20.000,00
  1. WIRAUSAHA
Tujuan                    : Menambah Pemasukan Kas Komisariat Ahmad Dahlan 1  dan  Membangun Mental Kader dalam Berwirausaha
Waktu                                     : Satu Minggu Sekali
Sasaran                        : Anggota dan Pengurus Komisariat Ahmad Dahlan 1
Target
Kualitatif                     : Terwujudnya Mentalitas Kader dalam Berwirausaha
Kualitatif                     : Rp. 1.500.000,00
Penanggung Jawab     : Departemen Kewirausahaan
Tempat                        : Kondisional
Anggaran                    : Sesuai Kebutuhan
  1. STUDY CLUB
Tujuan                         : Meningkatkan Semangat Belajar Demi Menunjang Keprofesian
Waktu                                     : 1 Bulan 1 Kali
Sasaran                        : Anggota dan Pengurus Komisariat Ahmad Dahlan 1
Target
Kualitatif                     : Membangun Semangat Belajar Demi Menunjang Keprofesian Kader
Kuantitatif                  : 50% + 1
Penanggung Jawab     : Departemen Pengembangan Profesi
Tempat                        : Kondisional
Anggaran                    : Rp. 20.000,00
b.      REALISASI PROGRAM KERJA
  1. KAJIAN KEWIRAUSAHAAN
Kajian Kewirausahaan yang telah kami rencanakan dapat terlaksana dengan rincian seperti berikut
Hari/tanggal    : Jum’at, 13 Juni 2014
Pembicara        : Kanda Muhammad Iqbal
Judul               : Wirausaha Sebagai Peluang Ekonomi Yang Menjanjikan
Undangan       : Seluruh Komisariat HMI Sukoharjo
Hadir               : 16 Orang (termasuk rekan-rekan komisariat lain di Cabang Sukoharjo)
Pada dasarnya tujuan daripada kajian tersebut ialah untuk menumbuhkan jiwa kewirausahaan dalam diri kader. Dalam pelaksanaannya peserta yang hadir cukup banyak dan berantusias untuk mengikuti kajian tersebut, namun peserta yang hadir yang mulanya kami targetkan ialah kader Komisariat Ahmad dahlan 1 tidak sesuai yang diharapkan. Yang mendominasi hadir dalam kajian tersebut justru datang dari komisariat lain dan beberapa pengurus dari Komisariat Ahmad Dahlan 1 . Hal ini dikarenakan adanya acara KONFERLUB di Fakultas Agama Islam yang beberapa Kader dari Komisariat Ahmad Dahlan 1 menghadiri acara tersebut, sehingga tidak bisa mengikuti kajian tersebut.
     Disamping kekurangan itu, kami dari bidang Kewirausahaan dan Pengembangan Profesi tetap berusaha memberikan yang terbaik untuk terselenggaranya kajian kewirausahaan itu sendiri. Sehingga harapan dari kami setelah mengikuti kajian tersebut mampu memberikan motivasi maupun inspirasi untuk menumbuhkan jiwa enterpreneursip pada diri kader, khususnya peserta yang hadir dalam kajian itu.
  1. WIRAUSAHA
a.       Catering Insan Cita
Dalam pelaksanaan catering insan cita, kami berusaha untuk menjadi distributor  konsumsi berupa makanan dan minuman ke beberapa konsumen. Dalam pelaksanaanya kami mendapatkan tawaran, yaitu dalam beberapa acara di kampus UMS, dengan rincian sebagai berikut
1)      Catering untuk PPA
Pada acara PPA kami mendapat tawaran dari dua Fakultas di UMS yaitu FAI dan FKI untuk memberikan catering dengan keterangan sebagai berikut :
ü  Fakultas Agama Islam dan Fakultas Komunikasi dan Informatika
Modal         : Rp 1000.000,00 (Uang Muka)
Laba            : Rp 321.000,00
2)      Catering acara Campus
Pesanan           : 40 box Ayam Kremes
Modal              : Rp. 240.000,00
Laba                : Rp. 40.000,00
3)      Catering acara Muda Berkarya
Pesanan : 2 kali Snack
Modal   : Rp. 824.000,00
Laba     : Rp. 340.000,00
            Pada pelaksanaan Catering Insan Cita terdapat beberapa dinamika didalamnya, diantaranya tidak puasnya konsumen terhadap hidangan yang kita berikan. Hal ini terjadi di Fakultas Agama Islam pada saat catering untuk acara PPA yang sebelumnya kami memperoleh kesepekatan untuk menyediakan menu makan dan snack selama 3 hari, pada hari kedua makan siang yang kami sajikan ternyata tidak memberikan kepuasan sesuai dengan harga minimum. Sehingga mengetahui hal tersebut pihak pemesan mendatangi kami kemudian memutuskan untuk menghentikan perjanjian awal, kemudian dengan terpaksa kami menyetujui hal tersebut dengan beberapa pertimbangan, diantaranya meminta pihak mereka untuk segera melunasi kekurangan yang ada. Namun pada kenyataanya karena mereka kurang puas dengan hidangan yang kami sajikan, maka merekapun membuat estimasi harga sendiri. Setelah kami melihat estimasi tersebut dan mempertimbangkanya, pada akhirnya kami pun menyetujuinya.
            Namun daripada dinamika diatas kami tetap berusaha memberikan yang terbaik, untuk memberikan kepuasan terhadap konsumen. Sehingga di lain waktu ketika konsumen membutuhkan pesanan lagi dapat memesan pada kami lagi
.
b.                   Jual Buku
Dalam wirausaha menjual buku kami bekerja sama dengan percetakan Aqwam. Yang pada pelaksanaanya kami mengambil lokasi di beberapa tempat untuk menjual buku tersebut. Yaitu di depan Sriwedari pada saat solo CFD dan di sekitar MTA pada saat pengajian ahad pagi, kami juga menjualnya di Komisariat Ahmad Dahlan 1, dengan mengajak kader untuk ikut serta dalam wirausaha tersebut dalam upaya untuk menumbuhkan semangat berwirausaha. Namun  kegiatan wirausaha yang kami rencanakan berlangsung seminggu sekali ini tidak dapat berjalan dengan maksimal karena beberapa hal, salah satunya kurangnya komunikasi dan kesibukan didalam pihak Kewirausahaan dan Pengembangan Profesi. Namun daripada itu adapun beberapa buku yang berhasil kita jual sehingga mendapatkan laba sebesar Rp. 15.500,00
  1. STUDY CLUB
Tema               : Pengantar Etika Profesi Secara Umum
Hari tanggal    : Sabtu 27 September 2014
Tempat            : Komisariat Ahmad Dahlan 1
Fasilitator        : Kanda Yoga Pradito W
Peserta             : 7 Orang ( 5 pengurus dan 2 MPKPK)
Study Club bertujuan untuk meningkatkan semangat belajar demi menunjang keprofesian kader. Kegiatan ini kami rencanakan berlangsung sebulan sekali, namun pada prakteknya tidak dapat berjalan dengan maksimal dan hanya dapat berlangsung satu kali karena beberapa hal, diantaranya kurangnya komunikasi dan kesibukan didalam bidang Kewirausahaan dan Pengembangan Profesi. Sehingga target yang ingin kami capai kurang dapat terlaksana dengan baik, sehingga kami belum bisa memastikan proses pemahaman kader tentang keprofesian sudah berjalan dengan baik atau belum sesuai dengan tujuan kami.
Pada Study Club yang kami laksanakan pada hari sabtu tanggal 27 september 2014 membahas tentang pengantar keprofesian yang di isi oleh ketua bidang KPP. Pelaksanaan Study Club tersebut memang kurang sesuai dengan yang kami harapkan karena tidak ada kader yang hadir, dan hanya dihadiri oleh beberapa pengurus, MPKPK dan Alumni. Dari Study Club tersebut kami menyampaikan tentang pengantar profesi sebagai berikut :
1.      Pengertian tentang etika profesi secara umum sebagai landasan nilai-nilai etis dan menjadi pertimbangan dalam setiap tingkah laku manusia termasuk kegiatan dibidang keilmuan.
2.      Menjelaskan korelasi antara etika profesi secara umum dengan HMI sebagai langkah proses pembentukan kualitas sumber daya munusia dengan orientasi muslim intelektual profesional yang disertai dengan semangat dedikasi dan Idealisme perjuangan HMI.
BAB V PROBLEMATIKA DAN SOLUSI
Di dalam kepengurusan HMI Komisariat Ahmad Dahlan 1 khususnya bidang Kewirausahaan dan Pengembangan Profesi (KPP) terdapat berbagai macam problematika diantaranya :
1.      Kurang tanggung jawab ketua bidang terhadap tugasnya.
2.      Kurangnya Intensitas Ketua Bidang di komisariat.
3.      Program kerja sudah berjalan tetapi belum maksimal dalam menjalankan program kerjanya
Diantara beberapa problem di atas maka kami menemukan solusi yaitu :
1.      Meningkatkan komunikasi secara kultural khususnya Ketua Bidang dengan departemen Kewirausahaan dan Pengembangan Profesi. sehingga memudahkan dalam proses komunikasi secara organisasi demi lancarnya proses organisasi dibidang Kewirausahaan dan Pengembangan Profesi.
2.      Lebih meningkatkan Intensitas kehadiran di komisariat Ahmad Dahlan 1
3.      Meningkatkan rasa tanggung jawab dan kepedulian Ketua Bidang terhadap departemennya di bidang Kewirausahaan dan Pengembangan Profesi agar bidang Kewirausahaan dan Pengembangan Profesi dalam menjalankan program-program yang sudah direncanakan bisa berjalan dengan lancar dan sesuai dengan yang diharapkan.
BAB VI PROYEKSI KEDEPAN
Bidang Kewirausahaan dan Pengembangan Profesi yang ada di komisariat Ahmad Dahlan 1 merupakan bidang yang baru dimana yang periode sebelumnya masih bernama bidang profesi. Dalam bidang ini terdapat dua tanggung jawab yang harus diemban tidak hanya dalam menjalankan kegiatan yang berhubungan tentang  kegiatan kewirausahaan tetapi juga  menbantu dalam proses untuk peningkatan mengembangkan pemahaman profesi kader terhadap keprofesiannya sehingga meningkatkan progresifitas perkembangan kader dalam menunjangkan akademis kader yang disesuaikan  dengan basic ilmu akademisnya.
Maka dari itu ada beberapa hal-hal yang ingin kami sampaikan agar bisa menjadi rekomendasi atau proyeksi kedepan untuk pengurus selanjutnya diantaranya :
1.      Dalam menjalankan tugas bidang Kewirausahaan dan Pengembangan Profesi antar anggota yang ada didalamnya  harus selalu tetap menjaga komunikasi baik itu secara kultural ataupun organisasi. Karena komunikasi sangat penting dalam proses menjalin kerjasama antar anggota didalamnya sehingga bisa  menjaga kesolidan kepengurusan dan kerjasama sebagai teamwork tetap terjaga terutama di bidang Kewirausahaan dan Pengembangan Profesi.
2.      Terkadang dalam menjalani program kerja tidak semua bisa berjalan dengan baik. Diperlukannya kesolidan antar anggota didalamnya dan tetap konsisten dalam menjalankan tanggung jawabnya di bidang Kewirausahaan dan Pengembangan Profesi. Apabila kesolidan dan kerjasama antar anggota tetap terjaga, maka dalam proses merencanakan program-program bisa direncanakan secara matang sehingga program-program yang sudah direncanakan pun dapat dilaksanakan dengan baik dan sesuai dengan target yang ingin dicapai program tersebut. Sebagaimana Departemen kewirausahaan dalam menjalankan tugasnya bertanggung jawab atas kemandirian usaha komisariat dan tetap konsisten dalam memanfaatkan momentum-momentum ada, baik di kampus maupun di masyarakat sehingga bisa dijadikan peluang usaha dalam mencari sumber pendapatan komisariat dalam proses menghidupi komisariat Ahmad Dahlan 1. Sedangkan Departemen pengembangan profesi bertanggung jawab terhadap profesionalisme kader terutama membantu teman-teman kader dalam proses mengembangkan wacana keilmuannya sehingga bisa menunjang dunia akademisnya yang disesuaikan dengan basic ilmu akademis atau keprofesiannya yang sedang ditempuhnya.
Supaya roda organisasi yang kita jalankan tetap bisa berjalan pada jalurnya, dibutuhkan komitmen yang kuat, semangat dedikasi dan Idealisme yang tinggi dalam menjalankan perjuangannya. Hal ini juga merupakan implementasi kita dalam meningkatkan kedewasaan dan profesionalitas dalam berorganisasi. Dengan meningkatnya profesionalitas dalam berorganisasi maka akan terwujud organisasi rapi, teroganisir, dan mampu menjalankan tugas secara maksimal.
Sebagaimana HMI yang memiliki tujuan yang tersendiri, merupakan organisasi mahasiswa yang sangat menjunjung tinggi idealisme perjuangan yang dimana kita termasuk berada didalamnya. Agar organisasi HMI yang dijalankan tetap berjalan pada jalurnya maka setiap kader HMI harus bisa menjiwai tujuan HMI itu sendiri sehingga bisa mewujudkan kader yang mampu beriorientasi menjadi muslim intelektual profesional. Oleh Sebab itu, Kita juga merupakan bagian didalamnya harus tetap bisa menjaga prinsip-prinsip idealisme perjuangan HMI itu sendiri sehingga kita bisa lebih terpacu dalam mengemban tujuan HMI demi terwujudnya kepribadian kualitas Insan Cita HMI.
BAB VII PENUTUP
Demikian laporan pertanggungjawaban yang bisa kami sampaikan, begitu banyak kekurangan yang kami miliki sehingga kami belum bisa memberikan banyak hal yang dapat saya lakukan dan berikan untuk komisariat tercinta kita ini. Kami selaku pengurus bidang Kewirausahaan dan Pengembangan Profesi memohon maaf atas segala kekurangannya,  jika selama melaksanakan amanah kami kurang maksimal dalam menjalankannya, semoga Allah memberikan Maghfiroh. Perjuangan kita harus terus digelorakan dengan tetap menjunjung tinggi semangat kemurnian Idealisme dan menjaga konsistensi perjuangan terutama kita yang berada di HMI harus mampu menjiwai tujuan HMI yang merupakan landasan perjuangan kita. tidak lupa juga dalam proses menjalankan perjuangan senantiasa mengharap pertolongan dan ridho Allah SWT .  Insya Allah, Allah akan memberikan jalan yang terang pada setiap langkah perjuangan kita. Dan semoga setiap langkah perjuangan kita selalu diridhoi oleh Allah SWT. Amien
Wahai Kawan-kawan Seperjuanganku
Yang selalu bangkit
Dan tak mengenal lelah
Ketika Lelah
Kalian tak mengenal putus asa
Ketika jatuh
Kalian  tetap tegar dalam berdiri
Kalianlah Inspirasiku
Dan Motivasiku
Demi Tegaknya diriku dalam berdiri
Dan tiada kata bisa kuucapkan untuk kalian
Selain berkata, terima kasih kawanku
Juga untuk semua generasi muda seperjuangan
 Yang tak akan pernah lelah
Membangun entrepreneurship di negeri ini
Sebarkanlah terus virus entrepreneurship
Karena hanya kitalah yang akan mengubah negeri ini
Jangan biarkan orang lain menjajah kembali negeri
Zamrud katulistiwa ini
                                                            Ayo Kawan-kawan seperjuanganku
Kita rebut kedaulatan sejati kita
Demi kemajuan bumi pertiwi kita ini
Perjuangan kita masih panjang
Tetapi kawan-kawan seperjuanganku
Jangan pernah lupa
Siapa Tuhanmu
Yang telah menerangi jalanmmu
Selamat berjuang, kawan
\                                                           Jayalah entrepreneur Indonesia
Jayalah Indonesia
Wassalamualaikum warohmatulluhi wabarokatu
Sukoharjo, 21 Rabiul Awwal 1435 H 
                                                                                                 18 Desember 2014
                                               
PENGURUS
HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM (HMI)
CABANG SUKOHARJO
KOMISARIAT AHMAD DAHLAN 1 BIDANG KEWIRAUSAHAAN DAN PENGEMBANGAN PROFESI
PERIODE 2013-2014

YOGA PRADITO WIBIYANTORO
KABID. KEWIRAUSAHAN DAN PENGEMBANGAN PROFESI
TANTIN HAYU SURYA
DEPT. KEWIRAUSAHAAN
ADITYA RULLY KURNIAWAN
DEPT. PENGEMBANGAN PROFESI
Lampiran 1
Upgrading Kepengurusan untuk bidang KPP
1.      Memperdayakan kader dalam kegiatan kewirausahaan di Komisariat Ahmad Dahlan 1
2.      Mencari link-link usaha untuk mencari peluang usaha
3.      Memaksimalkan kajian pengembangan profesi sesuai basic culture akademis
4.      Menerapkan aksi-aksi kemasyarakatan dalam menjalankan pengembangan keprofesiannya
5.      KPP tidak pernah lepas dari finansial untuk menambah kebutuhan komisariat
6.      Tetap menjaga kader untuk menekuni akademisnya sesuai basic culturenya
ü  Mengarah kearah enterpreuner
ü  Peluang usaha -masyarakat
                                               -usaha atas struktural
ü Pengembangan profesi  -kajian
                                                              -penyuluhan
ü    Profesi : Membuat kajian untuk pengembangan
ü    Kewirausahaan : Peluang usaha
-          Jual buku
-          Jual makanan
Lampiran 2
Rapat Bidang KPP
Selasa, 3 juni 2014
Hasilnya :  1.Membahas tentang hasil up grading bidang KPP
                2. Menindaklanjuti dan menentukan Visi, Misi dan Tujuan
Visi : Terbinanya profesionalisme dan jiwa enterpreunersip kader yang mandiri,   inovatif dan kreatif
Misi :  1.   Membangun mentalitas pribadi kader yang mandiri dalam berwirausaha
          2. Membina kader Komisariat Ahmad Dahlan 1 dalam meningkatkan keprofesianya
Program Kerja
1.      Kajian Kewirausahaan
Tujuan                         : Menanamkan Jiwa Kewirausahaan dalam Diri Kader
Waktu                                     : 1 Kali 1 Pleno
Sasaran                        : Anggota dan Pengurus nKommsariat Ahmad Dahlan 1
2.      Study Club
Tujuan :Meningkatkan Semangat Belajar Demi Menunjang Keprofesian Kader  Komisariat Ahmad
Waktu             : 1 Bulan 1 Kali
Sasaran : Anggota dan Pengurus Komisariat Ahmad Dahlan 1
Rapat bidang KPP
Rabu, 17 September 2014
Hasil-hasil
Evaluasi
Ø  Kajian kewirausahaan (sudah cukup maksimal baik kualitas maupun kuantitas)
Ø  Wirausaha (Dep. Kewirausahaan yang memegang data detailnya)
( Komunikasi kabid kurang baik dengan departemenya)
(Kinerja departemen sudah cukup bagus)
ü  Evaluasi penting “pola komunikasi tiap-tiap aparat bidang KPP” (komunikasi diperbaiki)
Laba sementara : sekitar 700 ribu
(Program Kerja Kedepan)
«  Wirausaha
ü  Jualan buku “ 21-09-2014”
Tempat Manahan / CFD
PJ : Bidang KPP
ü  Minggu kedepanya melihat perkembangan jualan pertama
ü  Persiapan : SDM & segala hal yang berkaitan dengan itu
«  Study Club
ü  Dilaksanakan minggu ke 4 “ 26-09-2014” kamis jam 19.30 WIB
ü  Silabus diperbaiki  (pengantar dll)
ü  Fasilitator : Yoga dan Adit
ü  Output : Menulis dan PKM ( Pengantar Profesi Masing-masing)
List jurusan
ü  FAI (tarbiyah 6, Syariah 4, Usuluddin 1)
ü  FIK ( Gizi 1, Fisioterapi 3, Keperawatan 1, kesmas 2)
ü  Farmasi 2
ü  Surat undangan selasa, 23-09-2014
ü  Bikin TOR
Lampiran 4
Wirausaha sebagai Peluang Ekonomi Yang Menjanjikan
               
Dewasa ini banyak mahasiswa yang kuliah sekarang yang telah lulus lebih memlih kerja di industri atau menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS) karena lebih terjamin kehidupannya. padahal menjadi PNS itu tidak memberikan progresifitas dalam pendapatannya dan pendapatannya selalu statis (Tetap).  Walaupun pendapatannya tetap tetapi mahasiswa yang telah lulus lebih memlih menjadi PNS karena dari penghasilan akan mendapatkan tunjangan dan dana pensiunan. Paradigma Mahasiswa yang mainstreamnya hanya untuk bekerja setelah lulus seharusnya mulai dihilangkan dan berusaha mencari peluang-peluang ekonomi seperti berwirausaha. Mahasiswa-mahasiswa ada dikampus sekarang hanya dididik untuk memenuhi industri-industri agar sesuai dengan pasar sedang berkembang sehingga banyak sarjana yang menjadi budak-budak kapitalisme oleh perusahaan besar yang memiliki modal yang besar. Hal ini bisa terjadi karena sistem pendidikan di Indonesia hanya berpatok pada pemenuhan kebutuhan industrialisasi dan paradigma tersebut belum bisa dihilangkan padahal setelah lulus sarjana belum tentu menjamin mereka mendapatkan pekerjaan yang layak. Pemerintah Indonesia sekarangpun dalam menyediakan lapangan kerja bagi masyarakatnya masih terbatas dan jumlah masih dibatasi sehingga perlu dibantu seorang Wirausaha yang mampu membuat lapangan kerja yang dapat menbantu kemajuan perekonomian rakyat baik usaha mikro maupun makro.
Seorang penulis buku tentang Motivasi yaitu Max Gunther pernah mengkritik sistem pendidikan di Amerika Serikat tahun 70-an katanya hanya akan melahirkan lulusan “ Sanglaritis “ artinya mereka mempunyai mental buruh, yaitu ingin menjadi pegawai negeri atau pegawai swasta,kurang mampu dan mau menciptakan lapangan kerja  sendiri, kasus di Indonesia hal itu masih terjadi sampai sekarang. Kasus pengangguran di Indonesia, Jumlah pengangguran di Indonesia 10 % adalah kaum intelektual yang menyandang gelar pendidikan perguruan tinggi. Siapakah yang bersalah, apakah mahasiswa, orang tua atau pemerintah.?
Penyebab Mahasiswa tidak mau berwirausaha diantara lain : Mahasiswa sulit untuk mau dan memulai wirausaha dengan alasan mereka tidak diajar dan dirangsang berusaha sendiri. Didukung oleh lingkungan budaya masyarakat dan keluarga yang dari dulu selalu ingin anaknya menjadi orang gajian atau pegawai. Para orang tua kebanyakan tidak memiliki pengalaman dan pengetahuan berusaha. Maka mereka lebih cenderung mendorong anak-anaknya untuk mencari pekerjaan atau menjadi karyawan. Orang tua merasa lebih bangga bahkan merasa terbebas, bila anaknya telah selesai kuliah mampu menjadi pegawai . Salah satu faktor lain adalah tidak ada atau sulitnya memiliki modal untuk berwirausaha. Pandangan sebagian besar masyarakat menginginkan anaknya sekolah tinggi setelah lulus Perguruan Tinggi akan bekerja menjadi PNS. untuk apa sekolah tinggi-tinggi jika hanya mau menjadi pedagang. Rata-rata lupa bahwa sebagian masyarakat Indonesia beragama islam dan ajaran nabi muhammad SAW, bahwa pekerjaan yang baik adalah jual beli (berdagang)
Padahal banyak sekali keuntungan dan manfaat menjadi seorang wirausaha. Adapun Keuntungan berwirusaha diantaranya : peluang untuk mencapai tujuan yang dikehendaki. Peluang untuk mendemonstrasikan potensi seseorang secara penuh. Peluang untuk memperoleh manfaat & keuntungan  Secara Maksimal. Peluang untuk membantu masyarakat dengan usaha konkrit. Sedangkan manfaatnya diantaranya : Menambah daya tampung tenaga kerja. Generator pembangunan. Menjadi contoh kepada anggota masyarakat lain. Menghormati hukum dan peraturan UU. Mendidik karya untuk Mandiri. Menjadi contoh bagaimana bekerja keras. Hidup secara efisien dan lain-lain. Untuk itu, perlu ada perubahan pola pikir mahasiswa agar dapat mengembangkan peluang ekonomi dalam didunia usaha. Bagaimana mengubah pola pikir baik mental maupun motivasi orang tua, dosen dan mahasiswa agar kelak anak-anak dibiasakan untuk menciptakan lapangan pekerjaan dari pada mencari pekerjaan.
Pengantar Etika Profesi secara Umum
Etika (Etimologi), berasal dari bahasa Yunani yaitu “Ethos”, yang berarti watak kesusilaan atau adat kebiasaan (custom). Etika biasanya berkaitan erat dengan perkataan moral yang merupakan istilah dari bahasa Latin, yaitu “Mos” dan dalam bentuk jamaknya “Mores”, yang berarti juga adat kebiasaan atau cara hidup seseorang dengan melakukan perbuatan yang baik (kesusilaan), dan menghindari hal-hal tindakan yang buruk. Etika dan moral lebih kurang sama pengertiannya, tetapi dalam kegiatan sehari-hari terdapat perbedaan, yaitu moral atau moralitas untuk penilaian perbuatan yang dilakukan, sedangkan etika adalah untuk pengkajian sistem nilai-nilai yang berlaku. Etika adalah Ilmu yang membahas perbuatan baik dan perbuatan buruk manusia sejauh yang dapat dipahami oleh pikiran manusia.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (Departemen P dan K, 1988), etika dijelaskan dengan membedakan tiga arti sebagai berikut.
  1. Ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk dan tentang hak dan kewajiban moral (akhlak);
  2. Kumpulan asas atau nilai yang berkenaan dengan akhlak.
  3. Nilai mengenai benar dan salah yang dianut suatu golongan/ masyarakat.
Nilai-nilai etika harus diletakkan sebagai landasan atau dasar pertimbangan dalam setiap tingkah laku manusia termasuk kegiatan di bidang keilmuan.
Nilai" dimaksudkan kondisi atau kualitas suatu benda atau suatu kegiatan yang membuat eksistensinya, pemilikannya, atau upaya mengejarnya menjadi sesuatu yang diinginkan oleh individu-individu masyarakat. Nilai tidak selalu bersifat subjektif, karena ia tetap mengacu pada konteks sosial yang membentuk individu dan yang pada gilirannya dipengaruhi olehnya. Aspek nilai inilah yang menjadikan etika sebagai suatu teori mengenai hubungan antar pribadi dan membedakannya dari nilai-nilai intelektual atau estetis semata-mata. Nilai etis secara logis dapat diwujudkan dalam hubungannya antara manusia dengan sesama manusia.
Etika adalah refleksi dari apa yang disebut dengan “self control”, karena segala sesuatunya dibuat dan diterapkan dari dan untuk kepentingan kelompok sosial (profesi) itu sendiri. Perkataan etika itu identik dengan perkataan moral, karena moral menyangkut akhlak manusia. Misalnya, perbuatan seseorang dikatakan melanggar nilai-nilai moral dapat diartikan pula bahwa perbuatan tersebut melanggar nilai-nilai dan norma-norma etis yang berlaku di masyarakat.
Etika Terdiri dari Etika Deskriptif dan Etika Normatif
Ada dua macam etika yang harus dipahami bersama dalam menentukan baik dan buruknya perilaku manusia :
1.      ETIKA DESKRIPTIF, yaitu etika yang berusaha meneropong secara kritis dan rasional sikap dan prilaku manusia dan apa yang dikejar oleh manusia dalam hidup ini sebagai sesuatu yang bernilai. Etika deskriptif memberikan fakta sebagai dasar untuk mengambil keputusan tentang prilaku atau sikap yang mau diambil.
2.      ETIKA NORMATIF, yaitu etika yang berusaha menetapkan berbagai sikap dan pola prilaku ideal yang seharusnya dimiliki oleh manusia dalam hidup ini sebagai sesuatu yang bernilai. Etika normatif memberi penilaian sekaligus memberi norma sebagai dasar dan kerangka tindakan yang akan digunakan.
Dilihat dari sisi ilmu pengetahuan, etika sama artinya dengan filsafat moral. Etika adalah ilmu yang membahas tentang moralitas atau menyelidiki perilaku moral. Di samping itu, etika juga memperhatikan dan mempertimbangkan perilaku manusia dalam mengambil keputusan moral dan juga mengarahkan atau menghubungkan penggunaan akal budi individual dengan objektivitas hukum menentukan kebenaran atau kesalahan dari perilaku terhadap orang lain.
Etika secara sistematis dibedakan atas Etika umum dan Khusus.
1.      Etika Umum ialah etika yang membahas tentang kondisi-kondisi dasar bagaimana manusia itu bertindak secara etis. Etika inilah yang dijadikan dasar dan pegangan manusia untuk bertindak dan digunakan sebagai tolok ukur penilaian baik buruknya suatu tindakan. Etika umum lebih deskriptif, sifat deskriptif etika umum terlihat dari paparan filsof tertentu pada ajaran,doktrin atau teorinya. Etika secara umum menggambarkan tingkah laku manusia apa adanya, seperti contohnya etika jawa yang diritualkan dalam acara panggih tergambar norma-norma yang dianut oleh masyarakat jawa, khsusnya dalam menapaki bahtera rumah tangga.
2.      Etika Khusus ialah penerapan moral dasar dalam bidang kehidupan yang khusus misalnya olah raga, bisnis, atau profesi tertentu. Dari sinilah nanti akan lahir etika bisnis dan etika profesi (wartawan, dokter, hakim, pustakawan, dan lainnya). Etika khusus lebih bersifat normatif, sifat normatif etika khusus terlihat misalnya pada etika profesi.
Etika khusus dibagi menjadi dua :
1.      Etika individual, yaitu menyangkut kewajiban dan sikap manusia terhadap dirinya sendiri.
2.      Etika sosial, yaitu mengenai sikap dan kewajiban, serta pola perilaku manusia sebagai anggota bermasyarakat. Etika sosial meliputi banyak bidang antara lain : Sikap terhadap sesame, Etika keluarga, Etika profesi, Etika politik, Etika lingkungan, Etika Ideologi.
Penilaian Etika
1.      Titik berat penilaian etika sebagai suatu ilmu, adalah pada perbuatan baik atau jahat, susila atau tidak susila.
2.      Perbuatan atau kelakuan seseorang yang telah menjadi sifat baginya atau telah mendarah daging, itulah yang disebut akhlak atau budi pekerti. Budi tumbuhnya dalam jiwa, bila telah dilahirkan dalam bentuk perbuatan namanya pekerti. Jadi suatu budi pekerti, pangkal penilaiannya adalah dari dalam jiwa; dari semasih berupa angan-angan, cita-cita, niat hati, sampai ia lahir keluar berupa perbuatan nyata.
Istilah profesi telah dimengerti oleh banyak orang bahwa suatu hal yang berkaitan dengan bidang yang sangat dipengaruhi oleh pendidikan dan keahlian, sehingga banyak orang yang bekerja tetap sesuai. Tetapi dengan keahlian saja yang diperoleh dari pendidikan kejuruan, juga belum cukup disebut profesi.Tetapi perlu penguasaan teori sistematis yang mendasari praktek pelaksanaan, dan hubungan antara teori dan penerapan dalam praktek. Adapun beberapa Pengertian tentang Profesi diantara lain :
  1. Profesi, adalah pekerjaan yang dilakukan berkaitan dengan keahlian khusus dalam bidang pekerjaannya.
  2. Profesi adalah suatu pekerjaan yang berkaitan dengan bidang yang didominasi oleh pendidikan dan keahlian, yang diikuti dengan pengalaman praktik kerja purna waktu.
  3. Dilaksanakan dengan mengandalkan keahliannya.
Menurut Frans Magnis Suseno (1991 : 70), profesi itu harus dibedakan dalam dua jenis, yaitu profesi pada umumnya dan profesi luhur.
Profesi pada umumnya, paling tidak ada dua prinsip yang wajib ditegakkan, yaitu:
    1. Prinsip agar menjalankan profesinya secara bertanggung jawab; dan
    2. Hormat terhadap hak-hak orang lain.
Pengertian bertanggung jawab ini menyangkut, baik terhadap pekerjaannya maupun hasilnya, dalam arti yang bersangkutan harus menjalankan pekerjaannya dengan sebaik mungkin dengan hasil yang berkualitas. Selain itu, juga dituntut agar dampak pekerjaan yang dilakukan tidak sampai merusak lingkungan hidup, artinya menghormati hak orang lain.
Dalam profesi yang luhur (officium nobile), motivasi utamanya bukan untuk memperoleh nafkah dari pekerjaan yang dilakukannya, di samping itu juga terdapat dua prinsip yang penting, yaitu :
1.      Mendahulukan kepentingan orang yang dibantu; dan
2.      Mengabdi pada tuntutan luhur profesi.
Untuk melaksanakan profesi yang luhur secara baik, dituntut moralitas yang tinggi dari pelakunya. Tiga ciri moralitas yang tinggi adalah:
1.      Berani berbuat dengan bertekad untuk bertindak sesuai dengan tuntutan profesi;
2.      Sadar akan kewajibannya;
3.      Memiliki idealisme yang tinggi.
Pengertian Profesional
Dalam Kamus Besar Indonesia, profesionalisme mempunyai makna; mutu, kualitas, dan tindak tanduk yang merupakan ciri suatu profesi atau yang profesional. Profesionalisme merupakan sikap dari seorang profesional. Artinya sebuah term yang menjelaskan bahwa setiap pekerjaan hendaklah dikerjakan oleh seseorang yang mempunyai keahlian dalam bidangnya atau profesinya. Menurut Supriadi, penggunaan istilah profesionalisme menunjuk pada derajat penampilan seseorang sebagai profesional atau penampilan suatu pekerjaan sebagai suatu profesi, ada yang profesionalismenya tinggi, sedang dan rendah. Profesionalisme juga mengacu kepada sikap dan komitmen anggota profesi untuk bekerja berdasarkan standar yang tinggi dan kode etik profesinya.
1.      Orang yang mempunyai profesi atau pekerjaan purna waktu.
2.      Memerlukan latihan khusus dengan suatu kurun waktu.
3.      Hidup dari pekerjaan itu dengan mengandalkan suatu keahlian yang tinggi.
4.      Hidup dengan mempraktekkan suatu keahlian tertentu atau dengan terlibat dalam suatu kegiatan tertentu sesuai keahliannya.
5.      Memiliki pendidikan khusus, yaitu keahlian dan keterampilan dan memiliki dasar pendidikan dan pelatihan serta pengalaman dalam kurun waktu untuk menunjang keahliannya.
6.      Memahami kaidah dan standard moral profesi serta etika profesi dalam bidang pekerjaannya.
7.      Berupaya mengutamakan kepentingan masyarakat, artinya setiap pelaksana profesi harus meletakkan kepentingan pribadi di bawah kepentingan masyarakat.
8.      Ada ijin khusus dari instansi yang berwenang untuk menjalankan profesinya.
9.      Terorganisir dalam suatu induk organisasi sebagai pengawasnya.
Seorang profesional dituntut memiliki :
1.      Pengetahuan;
2.      Penerapan keahlian;
3.      Tanggung jawab sosial;
4.      Pengendalian diri;
5.      Etika bermasyarakat sesuai profesinya.
            Menurut Brandeis yang dikutip A. Pattern Jr. untuk dapat disebut sebagai profesi, maka pekerjaan itu sendiri harus mencerminkan adanya dukungan yang berupa:
1.      Ciri-ciri pengetahuan (intellectual character)
2.      Diabdikan untuk kepentingan orang lain
3.      Keberhasilan tersebut bukan didasarkan pada keuntungan finansial
4.      Didukung oleh adanya organisasi (association) profesi dan organisasi profesi tersebut antara lain menentukan berbagai ketentuan yang merupakan kode etik, serta pula bertanggung jawab dalam memajukan dan penyebaran profesi yang bersangkutan. Ditentukan adanya standard kualifikasi profesi.
Lembaga Pengembangan Profesi di HMI
HMI merupakan organisasi kader yang berbasis keilmuan telah memberikan perhatian pada pembentukan kualitas sumber daya manusia dengan orientasi muslim intelektual profesional sebagai hakekat tujuan organisasi.  Pada saat ini dalam proses pengembangan bobot intelektual dan bobot politis secara generalis perlu penajaman dan kemampuan profesional merupakan keharusan yang harus dimiliki oleh setiap kader karena itulah lembaga pengembangan profesi yang kehadirannya diperuntukkan menjawab kondisi ke depan, maka perlu dikelola sebagai alternatif pengembangan kader sekaligus membangun kultur masyarakat bersih sarat muatan etis dengan menempatkan kembali esensi kepribadian HMI dan latarbelakang hadirnya HMI. Sebagai mana terdapat dalam unsur pokok esensi kepribadian HMI yang meliputi :
1.      Dasar Tauhid yang bersumber pada Alquran dan Sunnah Rasul yakni dasar keyakinan bahwa ”Tiada Tuhan melainkan Allah, dan Allah adalah merupakan inti daripada Iman, Islam dan Ihsan.
2.      Dasar Keseimbangan yaitu keharmonisan antara pemenuhan tugas dunia dan akhirat, jasmaniah dan rohaniah, iman dan ilmu menuju kebahagiaan hidup dunia dan akhirat.
3.      Kreatif, yakni memiliki kemampuan dengan daya cipta _atri nasional dan kritis, hingga memiliki kebijakan untuk berilmu dan amaliah dan beramal ilmiah.
4.      Dinamis, yaitu selalu dalam keadaan gerak dan terus berkembang serta dengan cepat memberikan respon terhadap setiap tantangan yang dihadapi sehingga memiliki fungsi pelopor yang _atrioti.
5.      Pemersatu, yaitu sikap dan perbuatan angkatan muda yang merupakan kader seluruh umat Islam Indonesia menuju persatuan nasional.
6.      Progresif dan pembaharu, yaitu sikap dan perbuatan angkatan orang muda _atriotic mengutamakan kepentingan bersama bangsa diatas kepentingan pribadi. Memihak dan membela kaum-kaum yang lemah dan tertindas dengan menentang penyimpangan dan kebatilan dalam bentuk dan manifestasinya. Aktif dalam pembentukan dan peranan umat Islam Indonesia yang adil dan makmur yang diridhoi oleh Allah SWT.
Lembaga Pengembangan Profesi dipandang sebagai sebagaimana terbentuk dan berkembangnya segenap keahlian anggota tidak dapat melaksanakan dan melepaskan diri dari saling memepengaruhi (interaksi) dengan lingkungan sekitarnya. Tanggung jawab lembaga pengembangan profesi juga penting proses pembangunan nasional sebagaimana yang terdapat dalam esensi kepribadian HMI berintikan :
f)       Kemurnian idealisme
g)      Pengabdian yang ikhlas dan Imani
h)      Keberanian dan kepeloporan
i)        Pembaruan dan pemersatu
j)        Keteguhan janji, sikap kepribadian mandiri, selain itu lembaga pengembangan profesi diharap merelevansikan pendapat, sikap dan tindakan dengan kenyataan-kenyataan yang ada dalam masyarakat.
Dalam proses perubahan sosial yang bergerak sangat cepat merupakan akibat dari kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, haruslah dihadapi dengan penuh perhitungan, kematangan dan kesiapan mental. Proses pembangunan nasional dari berbagai aspek bidang kehidupan meliputi bidang ideologi, politik, sosial-budaya, ekonomi, pertahanan dan keamanan belum dapat menyelesaikan permasalahan-permasalahan kemasyarakatan dan dan kenegaraan yang ada. Hal-hal seperti ini sangat mempengaruhi masyarakat apalagi generasi muda atau Mahasiswa sebagai masalah yang langsung menyangkut kepentingan kini dan datang.   
 Pada garis besarnya permasalahan-permasalahan itu antara lain antara lain dapat nilai dari dari aspek :
a)      Sosial-Psikologi dan Sosial Edukasi (Tingkat pendidikan Masyarakat yang belum merata)
b)      Sosial-Budaya dan Sosial Religus (Krisis nilai dan pergeseran norma-norma sosial makin nampak dalam masyarakat dan pendangkalan semangat norma keagamaan atau kesadaran terhadap keyakinan agama tersebut)
c)       Permasalahan Pengembangan Kualitas SDM (Permasalahan kualitas, Persaingan kualitas, dan Bagaimana pengembangan kualitas SDM).
d)     Sosial-Ekonomi (Ledakan Penduduk merupakan implikasi membengkaknya ketimpangan angkatan kerja dan kesempatan kerja, belum meratanya pembangunan dan hasil-hasil  pembangunan senantiasa menimbulkan permasalahan yang baru,  korporasi raksasa semakin akumulatif dan sepihak)
e)      Sosial-Politik (Struktur politik dan infrastruktur politik yang ada belum memberikan wahana mobilisasi bagi segenap potensi bangsa)
Untuk itu organisasi-organisasi pemuda atau mahasiswa yang selama ini telah timbul dan berjalan baik merupakan lapisan masyarakat yang potensi untuk melanjutkan kontinuitas sejarah dan pembangunan nasional. Mereka harus dibina dikembangkan, dibiasakan mengambil prakarsa sendiri, menanggung resiko agar mereka tumbuh menjadi generasi  yang dewasa dan matang. Terutama menyongsong masa depan pribadi, masyarakat, bangsa dan negaranya.
Akan halnya HMI lewat lembaga pengembangan profesi berupaya tidak saja menanamkan dasar-dasar motivasi, keilmuan dan keterampilan praktis sesuai bidang garapan masing-masing. Dengan demikian lembaga pengembangan profesi harus lebih ditingkatkan terutama dalam menghadapi tantangan-tantangan zaman.  Dalam kaitan itulah beberapa hal perlu diperhatikan :
1.      Lembaga-lembaga khusus yang telah dimiliki oleh cabang-cabang HMI harus lebih digiatkan aktivitasnya, meluaskan jangkauannya, memperhatikan prinsip-prinsip manajemen yang ada.
2.      Anggota-anggota kader HMI yang memiliki keahlian atau spesialisasi atau sedang mendalaminya harus diberikan dorongan (motivasi) yang menunjang bagi pengembangan kemampuannya untuk menjadi tenaga ahli profesional.
3.      Semangat dedikasi dan Idealisme perjuangan, diimplementasikan dalam variasi yang seragam. Dengan demikian kehadiran lembaga pengembangan profesi benar-benar dirasakan manfaatnya.
4.      Kreativitas keagamaan dan karya-karya imani (amal sholeh) sebagai investasi kemanusiaan lebih ditingkatkan sebagai tugas para Intelektual Muslim.
5.      Potensi yang ada pada pemerintah dan masyarakat setempat untuk kemungkinan adanya kerjasama yang saling menunjang atau menguntungkan di dalam usaha ke arah pembentukan, pembinaan, pembinaan pengembangan lembaga pengembangan profesi HMI.
Lampiran 5
1.    Catering PPA FAI +FKI
MODAL : Rp 1.000.000,00 (UANG MUKA FAI)
·         Harga Beli            Rp 1000.000,00 (Uang Muka)
·         Harga Jual
Pesanan Hari 1                       
-          Makanan dan Minum  Pagi     : 50 x @5000 =           250.000
-          Makanan dan Minum Siang   : 50 x @4500 =           225.000
-          Snack Pembicara                     : 16 x @3000 =           48.000
-          Snack Panitia                          : 50 x @3000 =           150.000+
-          SUB TOTAL                                                =                        Rp 673.000,00
Pesanan Hari 2           
-        Makanan dan Minum Pagi      : 50 x @4000 =           200.000
-        Makanan dan Minum Siang   : 50 x @5000 =           250.000
-        Snack Pembicara                     : 12 x @4000 =           48.000
-        Snack Panitia                          : 50 x @3000 =           150.000 +
-        SUB TOTAL                                               =                        Rp 648.000,00 +
-          JUMLAH TOTAL                                        =                        Rp 1.321.000,00
·         Laba         FAI + FKI      = 1.320.000 - 1.000.000
= Rp 321.000,00
2.      Penjualan Buku AQWAN
·         Modal              : Jasa
·        Laba                : Rp 15.500,00
3.      Catering UKM CAMPUS
·        Pesanan                       : 40 Box Ayam kremes
·        Harga Beli                   : 40 x @5000 =           Rp 200.000,00
·        Harga Jual                   : 40 x @6000 =           Rp 240.000,00
·        Laba                = Harga Jual - Harga Beli
                                                = 240.000 - 200.000
                  = Rp 40.000,00
4.      Catering MUDA BERKARYA
·         Harga Beli
Pesanan          
-          Snack Hari ke-1          : 100 x @2450=          245.000
-          Snack Hari ke-2          : 160 x @2500            =          400.000
-          Snack Pembicara         : 4 x @3500    =          14.000
-          Kardus Snack                                      =          82.000
-          Aqua Gelas                                         =          46.500
-          Permen                                                =          27.000
-          Lain – lain                                           =          10.000 +
-          JUMLAH TOTAL                              =          Rp 824.000,00
·         Harga Jual
-          Snack Hari ke-1          : 100 x @5000                        =          500.000
-          Snack Hari ke-2          : 160 x @4000                        =          640.000
-          Snack Pembicara         : 4 x @6000                =          24.000 +
-          JUMLAH TOTAL                                          =          Rp 1.164.000,00
·         Laba         = Harga Jual - Harga Beli
                 = 1.164.000 - 824.000
                 = Rp 340.000,00
5.      TOTAL LABA
-          Catering PPA FAI+FKI                    =  321.000
-          Penjualan buku AQWAM                  =  15.500
-          Catering UKM CAMPUS                 =  40.000
-          Catering MUDA BERKARYA        =  340.000 +
-          JUMLAH TOTAL                            =   Rp 716.500,00

Komentar

Postingan populer dari blog ini

LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN PLENO 1 KPP 2014-2015

LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN PENGURUS HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM (HMI) CABANG SUKOHARJO KOMISARIAT AHMAD DAHLAN I PERIODE 2013-2014 BIDANG KEWIRAUSAHAAN DAN PENGEMBANGAN PROFESI Sekretariat; Dk. Morodipan Rt 02/Rw 01 Gonilan kartasura Sukoharjo Email: hmi_ad1@yahoo.com ,@Hmi_komAD1, Hp 085870179547/085740012136 Presidium sidang pleno 1 Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Sukoharjo Komisariat Ahmad Dahlan I yang saya hormati, Pengurus Komisariat Ahmad Dahlan I yang saya banggakan, Kanda / Yunda pengurus Cabang dan MPKPK Komisariat Ahmad Dahlan I yang saya hormati, Adinda kader-kader Himpunan Mahasiswa Islam yang saya banggakan dan saya sayangi, Tamu undangan dan semua kader HMI Cabang Sukoharjo yang telah rela berjuang untuk perubahan bangsa dan Negara yang saya hormati, BAB I PENDAHULUAN             Assalamualaikum warohmatulluhi wabarokatu             Puji Syukur atas kehadirat Allah SWT   atas segala limpahan nikmat serta hidayah sehi

PROPOSAL USAHA YOGA

PROPOSAL USAHA YOGA PROPOSAL USAHA YOGA Makalah ini Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Kewirausahaan Disusun Oleh :  Nama : Yoga Pradito W NIM : J310120039 PROGRAM STUDI GIZI S1 FAK ULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2015   KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur kita panjatkan kepada Allah SWT serta shalawat dan salam kami sampaikan hanya bagi tokoh dan teladan kita Nabi Muhammad SAW. Diantara sekian banyak nikmat Allah SWT yang membawa kita dari kegelapan ke dimensi terang yang memberi hikmah dan yang paling bermanfaat bagi seluruh umat manusia, sehingga oleh karenanya kami dapat menyelesaikan tugas kewirausahaan ini dengan baik dan tepat waktu. Adapun maksud dan tujuan dari penyusunan proposal ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas yang diberikan oleh guru pada mata kuliah kewirausahaan Gizi S1 . Dalam proses penyusunan tugas ini kami menjumpai hambatan, na

Donat Kampung

Donat Kampung Donat kamp ung yang padat namun em puk seperti bantal selalu membuat saya bern ostalgia tentang masa kecil. Dulu waktu saya masih tinggal di Paron dan duduk di bangku Sekolah Dasar,  kami memiliki tetangga yang luar biasa baik hati. Hampir setiap minggu sepiring donat hangat yang baru saja keluar dari penggorengan dengan taburan gula halus di permukaanya akan diantarkan ke rumah. Saat itu kondisi perekonomian orang tua saya cukup memprihatinkan dengan empat orang anak kecil yang memiliki nafsu makan seperti raksasa, membuat Ibu saya benar-benar harus mengatur keuangan dengan sangat ketat. Jajan makanan di luar merupakan kemewahan dan tidak pernah kami lakukan bahkan walau hanya untuk sepotong pisang goreng yang dijual di warung kopi di sebelah rumah.  Menyanta p donat hangat tidak pernah muncul di dalam be nak kami hingga tiba-tiba di satu sore yang mendung salah satu anak gadis tetangga sebelah mengetuk pintu r umah dan mengulurkan sepiring makana